Senin, 17 Juni 2013

" aku tak menemukan judul : tapi aku fikir seperti ini di ambang sekarat "



Saat merindukanmu terasa bak angin badai yang dengan lembut membawa perlahan bulu-bulu sayapku, menjadikannya tak berdaya.dan engkau serupa burung-burung yang terbang hampir sampai angkasa.

AKU BENCI WAKTU yang mencuri hari itu , dimana masih teringat jelas , kita menyentuh angkasa mengelilingi sejagad langit bersama-sama , engkau membiarkan sayapku tertutup , kemudian engkau mengikat tubuhku diantara tubuhmu , mengikatnya dengan kedua lenganmu yang lembut . dan kemudian engkau berkata : ini sayapku yang akan membawa kita terbang kemanapun untuk mengunjungi rumah-rumah kerinduan .

Tapi hari bahkan tak memiliki kembaran yang sama , suara tawa kemarin dan bahagia yang pada saat itu kehabisan tempat , kini menjadi bunga-bunga yang bibirnya bergetar seperti orang yang kehausan , bunga-bunga yang saling mekar di atas nisanku sendiri .Sementara rindu dan engkau , kini laksana sebuah buku yang halaman-halamannya tidak dapat aku pahami , namun pujian-pujian dalam puisi atas namamu tidak pernah selesai kubaca.membuat penderitaan rindu kian membakar aku .

Cinta memberikan aku lidah , yang sedari pertama begitu gemar melagukan puisi cinta ditelingamu , sembari menciumi engkau bertubi-tubi hingga pagi menemukan kita yang tengah ditelanjangi gairah kita sendiri .Cinta juga memberikanku mata , yang membuat aku kehausan wajahmu setiap hari , dan mata yang cinta berikan ini paling gemar aku pakai sebelum kita akan saling bercinta , dan mata inilah yang paling pertama menelanjangi engkau hingga tak ada seinchi kulitmu yang berhasil melarikan diri .

Kala itu dimana kita saling di hujani gairah kita masing-masing , dimana ketika sepasang mata kita saling bersenggama , engkau kulihat seperti arak yang diilhami Tuhan , untuk aku minum berkali-kali , hingga aku mabuk , bahkan hingga aku mati .

dan karena ini , mencitaimu bak candu , melahirkan praha yang tak terduga , serupa bertopeng dua , mencintaimu laksana membuka dua pintu dan menutup satu pintu , dimana keduanya hanya rindu dan nafsu , dan yang tertutup itulah kenyataan dimana penderitaan tidur telanjang .

Aku baru terbangun malam ini , dimana seharusnya ranjang ini menyaksikan kita saling melumat ciuman dengan mesra , tapi yang nampak hanya tatapan muram kenangan yang saling menggantung dibalik pintu , pancaran kelopak matanya menimbun tanya , aku tafsirkan mereka rindu laki-laki yang biasanya di atas tubuhku  , menafkahi rindu .

Aku benci waktu mencuri ilmu pengetahuanku , dan menjejalnya dengan kebanyakan wajahmu , tubuhmu , manisnya mulutmu , dan hangatnya . ..

Malam ini aku terbangun , dan telingaku sakit  mendengar suara tawa pengetahuan yang berkata sambil meludahi aku : Tubuhmu melukai dirimu sendiri , saat membiarkan tubuh laki-laki itu menyatu diatas tubuhmu , kemudian cinta telah kau racuni dengan rindu palsu yang takarannya melebih kerinduanmu kepada Tuhan , dan cintamu berbalik menikam , begitupun rindu , bukan membawa laki-laki paling kau cinta duduk lagi di atas ranjang berdua kemudian saling menelanjangi rindu masing-masing .namun semakin kau ucap rindu , rindu menikam menabung kehilangan dan penderitaan , rindu mendustaimu , kala ia pertama datang menjanjikanmu kebahagiaan yang amat sangat banyak , hingga tak ada tempat untuk kau simpan kebahagiaan itu sendiri , namun inilah kebahagiaan yang rindu itu janjikan , beruba sengsara yang tak kenal masa , keajaiban mungkin akan membantumu melupakannya , namun keajaiban takan mampu menghapus jejaknya di rumah jiwamu , apalagi batin yang terlanjur dicintai luka .

aku diam tertegun sendiri , memeluk dada yang lupa cara bernafas , pengetahuan membuat aku diserang pertanyaan-pertanyaa , akankah ini tipudaya yang laki-laki itu berikan , ku fikir lagi , hanya aku sendiri yang membilang rindu menjadi angka tak terhingga , dan hanya aku pula yang tubuhnya kelaparan , dan aku pula yang selalu mengucap rindu dan melagukan puji-pujian atas namanya . dan yang paling membuat sayatan amat dalam adalah bahwa aku mengetahui hanya akulah yang hafal jalan menemukannya yang terdampar kehausan dengan bibir-bibir kering dan bergetar .


tapi aku berfikir lagi , aku melakukannya hanya karena aku diundang .
jadi aku rasa ia merindukan aku hanya karena ranjangnya sepi .
dan tubuhnya ingin di telanjangi , dilumat , dan di hujam dengan rinduku yang nyaris gila .
ahhh tapi cinta lagi-lagi menunjukan jalan buntu , tak ada pengetahuan yang berhasil membebaskan aku dalam jalan buntu di fikiranku sendiri .


Malam ini aku terbangun dan kemudian pengetahuan menerkam aku dengan penyesalan .
Aku ingin berlari , satu detik aku berfikir ingin menuju ke tempatmu , untuk memeluk engkau dan menghujam engkau dengan antrian pertanyaan di kepalaku , namun aku berfikir lagi , aku tidak cukup kuat melerai berdebatan cinta dan pengetahuan , aku takut kelak aku semakin menjadi abu dibakar penderitaan yang kelaparan . 
dan akupun tak cukup pandai melindungi diriku sendiri dari luka yang kini datang dan duduk di tepi ranjangku , yang kapanpun dapat melukai aku dengan ingatan-ingatan dari kenangan-kenangan yang menggantung di setiap sudut kamarku .


Malam Ini aku ingin berlari , bukan ke tempat dimana engkau berada , namun aku ingin menuju lautan , atau menuju induk lautan yaitu samudra , dan atau menuju hutan belantara yang tak ada manusia sejenis aku , yang ada hanya cahaya-cahaya , suara hilir air yang tenang , atau gelap yang paling menyesak , ahh apapun itu aku hanya ingin menuju ke tempat yang menawarkan kesunyian paling lembut .


Ini rindu paling pengkhianat , mendekatkan penderitaan dan membuat aku sekarat .
Dan cinta yang memiliki tahta di hatiku sendiri , yang memberikan banyak kebahagiaan , kini menjadi hal yang paling muram di setiap musim , sesekali menjadi hal yang paling menakutkan untuk aku sentuh-sentuh lagi , apalagi membiarkan cinta menyetubuhi aku dan nalarku .


Lidah yang diberikan cinta kini bahkan kelu dan kehilangan kekasihnya yaitu kata-kata.
Mata yang juga diberikan oleh cinta , tak lagi pandai menemukan semua yang tersembunyi , kini bahkan mata menjadi yang paling terluka , sebab ia yang paling perih menatap engkau pergi .
untuk engkau yang tak aku pahami  .


bagaimana engkau menemukan cara paling lembut meninggalkan aku dan melepaskan aku diam-diam ? tanpa membiarkan aku menjumpai kesempatan menahan engkau bahkan memeluk engkau lebih kuat dari yang biasanya aku lakukan .
sayang engkau bahkan mengendap-endap membiarkan aku hanya mengetahui kepergianmu selangkah lagi menuju hilang . . . . . . . . . . .


musim semi yang paling penuh cinta kini menisankan diri bersama aku , di atas kuburanku sendiri rindu mengelilingi setiap waktu , menghujani aku dengan puisi-puisi kesunyian , dan badai datang di baliknya melagukan penderitaan begitu haru , begitu lembut , begitu linu . . .


sayang , ku fikir alangkah lebih adilnya jika kepergianmu meninggalkan cara untuk membantu aku melerai diri dari penderitaan , mataku lelah menangisi rindu yang tak kau nafkahi lagi . aku rindu amat teramat rindu engkau yang tak ku temu lagi .


puisi ini tak ku temu temannya , ia hanya mengalir dari hati dan di persembahkan pada seutas kertas oleh pena , ibarat aku menari-nari di atas tubuhmu dengan tawa dan desah panjang , namun kini berelai air mata . 
dimanapun engkau ku harap puisi ini sampai , mendekap engkau , mencium engkau bertubi-tubi , aku mohon jangan engkau biarkan usang , jangan engkau tiggalkan , ini hanya puisi yang memelihara banyak makna yang aku harap kau pahami .
ini hanya puisi . ini bukan aku .
jadi jangan tinggalkan lagi . . .
ini hanya puisi . .
                                                                           
   KARYA : RAHMA AMA




Senin, 10 Juni 2013

PERIHAL GADIS PENGKHAYAL

seorang gadis dan kekasihnya  yang maya, saling melempar tawa setiap malam memeluk mereka , tidur bersama , bermimpi bersama dalam nyata.
tak ada yang sedang berimajinasi , gadis yang tertawa bukan pura-pura , begitupun kekasihnya yang maya bukan ilusi.

ada hujan yang saling tumpah dikelopak mata bundar sang gadis, saat ribuan pasang mata menuduhnya gila, telinganya kadang ia harap tuli, karena banyak kata yang sesekali memutilasi hatinya.

mata mereka menuduh sang gadis gila, dan pengkhayal yang nanar dan tak wajar.
hanya karena , setiap hari ia tertawa bahagia dengan seorang laki-laki dalam maya , setiap malam ia tak pernah tidur hanya untuk menunggu kekasihnya datang , dan sesekali ia berdandan bak pengantin dengan gaun malam untuk sebuah pertemuan dalam maya , atau bahkan bukan untuk pertemuan .

gadis yang mereka sebut pengkhayal , sesekali di temukan malam menangis sendiri terisak , menutup mulutnya meredam suara, tepat jam dua pagi ia berdandan lagi , menabuhkan hiasan tebal di sekeliling matanya yang lebam , karena waktu pertemuan telah datang dan ia harus terlihat bahagia ,

gadis yang mereka sebut pengkhayal , selalu mengulang-ulang doa , berharap kekasihnya jatuh dari surga dengan nyata , atau Tuhan datangkan tiba-tiba saat ranjangnya mulai merasa sepi .

gadis yang mereka tuduh gila , hanya karena ia selalu tertawa setiap hari dengan kekasihnya yang maya .
terkadang membenarkan tuduhan mereka, ia mulai merasa bahwa gila itu memang ia , pada saat rindunya saling berhamburan merasuki tubuhnya sendiri , mengunci ketidakberdayaannya .
mulutnya serupa bisu , padahal ia ingin sekali meneriakan kalimat paling luka di hatinya . ia ingin sekali mengatakan banyak kata kepada kekasinya . ia ingin sekali meminta kekasihnya pulang dan memeluknya di depan sepasang mata dan ribuan kalimat yang membuatnya kian tak berdaya .
ia ingin sekali kekasihnya menyentuhnya dengan nyata .
ia ingin sekali memperkenalkan kepada dunia, bahwa kekasihnya itu ada dan tak maya .
ia ingin sekali menulis puisi di tubuhnya sendiri sambil memandang wajah kekasihnya dekat-dekat ,agar kata-kata saling melompat mengetuk pintu imajinasiku .
ia ingin sekali luka dan rindunya berkurang , dengan kedatangan kekasihnya yang membawa bahagia .

ia ingin sekali , ia ingin sekali , ia ingin sekali , jatuh dan terbentur kemudian lupa semua hal .
lupa bahwa kekasihnya , malam ini telah memilih membenarkan tuduhan mereka bahwa ia memang maya .
dengan kepergiannya , bukan kedatangannya .

gadis itu , ia ingin sekali tidur malam ini .
tidak menunggu lagi .



" sambil menyapu pipiku yang basah , aku berhenti menulis , perihal gadis pengkhayal yang mereka tuduh gila,  aku benarkan . . . . . .  . . . . . "







Aku fikir terlalu dini . . .

barangkali terlalu dini , kita saling berbagi sapa setiap hari , mau tak mau cinta datang menjamu walau tanpa disuruh, dan lagi lagi rindu harus aku tuai sebelum musimnya, ini terlalu dini ,  membebaskan hati untuk kau masuki sesuka kamu mau .
ini bukan hal wajar dan tak seharusnya, aku mempercayai kata-kata surga dari mulutmu , dan kemudian dibuat gila pada sepasang matamu , hanya dalam batas maya .
seharusnya cinta itu tumbuh ketika kita saling sentuh.
tapi hati telah memilih maunya , dan kamu ia sebut-sebut dan angan-angankan. pabila hati telah memilih maka sikap memerintah rindu tumbuh mekar sebelum musimnya.

lalu aku bisa apa ? dibuat gila dan tak kau sisakan daya, untuk menjadi pilar bersandar saat tiba-tiba kamu lekang pergi meninggalkan janji dan aku .
lalu aku bisa apa ? ahh aku fikir ini terlalu dini , menjatuhkan hatiku pada namamu, dan menuai rindu setiap hari lebih dulu dari pada musimnya.

sudah kubilang ini terlalu dini . membebaskan hati untuk kau rasuki sesukamu, sesekali datang dan pergi dan aku tetap merasa bahagia .

ini terlalu dini , tak ada yang nampak tertatih , baik kamu maupun aku , tapi setidaknya aku selalu merintih merindukan tubuhmu, merindukan hangatnya , merindukan sepasang mata , dan kamu yang nyata .
aku merindukan sentuhan , untuk menjadikan cinta itu benar-benar mengikat kita.
tapi sudah kubilang ini terlalu dini
aku masih tertawa bahagia , menemukan mu dan di hujani kata-kata paling indah, belum sempat bibirku jatuh dan tawa itu luntur , aku di datangi resah kehilanganmu , dan mataku terluka melihat sepasang mata yang ku gemari perlahan menghilang dan memudar.

ini terlalu dini , meyakinkan diriku sendiri bahwa kamulah kendaraan bahagia menujuku, padahal kau serupa pelangi yang datang lebih dulu daripada hujan yang selalu tepat waktu .
bahagia memang datang bersamamu , dan pulang bersamamu.

aku fikir ini terlalu dini untuk kehilanganmu .
aku masih ingat rasa tawa dan bahagia saat dihujani kata-katamu .
dan kini hujan deras saling tumpah dari mataku .

aku fikir ini terlalu dini .
menyebut namamu dalam kalimat doa yang di ulang-ulang . berharap Tuhan membantu aku menjagamu untukku sendiri , padahal cermin memantulkan yang lain , ia mendengar kamu berharap Tuhan membantumu menemukan cara paling lembut melepasku :)





saat perpisahan itu , aku masih berharap bahwa kau sedang bermimpi dan lekas pulang, ke pelukanku , , lagi ,
memberikan aku kesempatan menemukanmu bukan dalam batas maya , tapi nyata ...

Selasa, 23 April 2013

Perempuan yang melukis wajah

katakan saja pena dan pensil serta kanvas pucat itu adalah kekasihnya,
sebab wanita itu selalu menyetubuhi mereka,
tak puas-puas sampai pada seluruh tubuhnya menjadi bidang semua warna menari.

ini sebenarnya serupa penawar rindu,
 ketika laki-laki itu membiarkan wanitanya tidur pulas tanpa sebuah sapa dan ciuman dibibirnya,
sebenarnya kanvas dan kawan-kawannya itu adalah pelampiasan amarahnya.
betapa  . . betapa rindu menyengsarakan ia sedemikian tega.

melukis lagi dan lagi tanpa peduli ia lelah,
baginya bermandikan cat air dan membiarkan tubuhnya tumbang di atas kanvas, adalah kepuasan,
nuraninya terbebaskan , batinnya terpenuhi, setiap kali ia menciptakan wajah kekasihnya , setiap kali ia menitikan air mata, lukisan itu hidup, mendekapnya, menciumnya.

dan mereka tidur bersama, berdekapan, kata ilusinya bibir laki-laki itu tak pernah lepas dari kening wanitanya sampai pagi .