
Saat merindukanmu terasa bak angin badai yang dengan lembut membawa perlahan bulu-bulu sayapku, menjadikannya tak berdaya.dan engkau serupa burung-burung yang terbang hampir sampai angkasa.
AKU BENCI WAKTU yang mencuri hari itu , dimana masih teringat jelas , kita menyentuh angkasa mengelilingi sejagad langit bersama-sama , engkau membiarkan sayapku tertutup , kemudian engkau mengikat tubuhku diantara tubuhmu , mengikatnya dengan kedua lenganmu yang lembut . dan kemudian engkau berkata : ini sayapku yang akan membawa kita terbang kemanapun untuk mengunjungi rumah-rumah kerinduan .
Tapi hari bahkan tak memiliki kembaran yang sama , suara tawa kemarin dan bahagia yang pada saat itu kehabisan tempat , kini menjadi bunga-bunga yang bibirnya bergetar seperti orang yang kehausan , bunga-bunga yang saling mekar di atas nisanku sendiri .Sementara rindu dan engkau , kini laksana sebuah buku yang halaman-halamannya tidak dapat aku pahami , namun pujian-pujian dalam puisi atas namamu tidak pernah selesai kubaca.membuat penderitaan rindu kian membakar aku .
Cinta memberikan aku lidah , yang sedari pertama begitu gemar melagukan puisi cinta ditelingamu , sembari menciumi engkau bertubi-tubi hingga pagi menemukan kita yang tengah ditelanjangi gairah kita sendiri .Cinta juga memberikanku mata , yang membuat aku kehausan wajahmu setiap hari , dan mata yang cinta berikan ini paling gemar aku pakai sebelum kita akan saling bercinta , dan mata inilah yang paling pertama menelanjangi engkau hingga tak ada seinchi kulitmu yang berhasil melarikan diri .
Kala itu dimana kita saling di hujani gairah kita masing-masing , dimana ketika sepasang mata kita saling bersenggama , engkau kulihat seperti arak yang diilhami Tuhan , untuk aku minum berkali-kali , hingga aku mabuk , bahkan hingga aku mati .
dan karena ini , mencitaimu bak candu , melahirkan praha yang tak terduga , serupa bertopeng dua , mencintaimu laksana membuka dua pintu dan menutup satu pintu , dimana keduanya hanya rindu dan nafsu , dan yang tertutup itulah kenyataan dimana penderitaan tidur telanjang .
Aku baru terbangun malam ini , dimana seharusnya ranjang ini menyaksikan kita saling melumat ciuman dengan mesra , tapi yang nampak hanya tatapan muram kenangan yang saling menggantung dibalik pintu , pancaran kelopak matanya menimbun tanya , aku tafsirkan mereka rindu laki-laki yang biasanya di atas tubuhku , menafkahi rindu .
Aku benci waktu mencuri ilmu pengetahuanku , dan menjejalnya dengan kebanyakan wajahmu , tubuhmu , manisnya mulutmu , dan hangatnya . ..
Malam ini aku terbangun , dan telingaku sakit mendengar suara tawa pengetahuan yang berkata sambil meludahi aku : Tubuhmu melukai dirimu sendiri , saat membiarkan tubuh laki-laki itu menyatu diatas tubuhmu , kemudian cinta telah kau racuni dengan rindu palsu yang takarannya melebih kerinduanmu kepada Tuhan , dan cintamu berbalik menikam , begitupun rindu , bukan membawa laki-laki paling kau cinta duduk lagi di atas ranjang berdua kemudian saling menelanjangi rindu masing-masing .namun semakin kau ucap rindu , rindu menikam menabung kehilangan dan penderitaan , rindu mendustaimu , kala ia pertama datang menjanjikanmu kebahagiaan yang amat sangat banyak , hingga tak ada tempat untuk kau simpan kebahagiaan itu sendiri , namun inilah kebahagiaan yang rindu itu janjikan , beruba sengsara yang tak kenal masa , keajaiban mungkin akan membantumu melupakannya , namun keajaiban takan mampu menghapus jejaknya di rumah jiwamu , apalagi batin yang terlanjur dicintai luka .
aku diam tertegun sendiri , memeluk dada yang lupa cara bernafas , pengetahuan membuat aku diserang pertanyaan-pertanyaa , akankah ini tipudaya yang laki-laki itu berikan , ku fikir lagi , hanya aku sendiri yang membilang rindu menjadi angka tak terhingga , dan hanya aku pula yang tubuhnya kelaparan , dan aku pula yang selalu mengucap rindu dan melagukan puji-pujian atas namanya . dan yang paling membuat sayatan amat dalam adalah bahwa aku mengetahui hanya akulah yang hafal jalan menemukannya yang terdampar kehausan dengan bibir-bibir kering dan bergetar .
tapi aku berfikir lagi , aku melakukannya hanya karena aku diundang .
jadi aku rasa ia merindukan aku hanya karena ranjangnya sepi .
dan tubuhnya ingin di telanjangi , dilumat , dan di hujam dengan rinduku yang nyaris gila .
ahhh tapi cinta lagi-lagi menunjukan jalan buntu , tak ada pengetahuan yang berhasil membebaskan aku dalam jalan buntu di fikiranku sendiri .
Malam ini aku terbangun dan kemudian pengetahuan menerkam aku dengan penyesalan .
Aku ingin berlari , satu detik aku berfikir ingin menuju ke tempatmu , untuk memeluk engkau dan menghujam engkau dengan antrian pertanyaan di kepalaku , namun aku berfikir lagi , aku tidak cukup kuat melerai berdebatan cinta dan pengetahuan , aku takut kelak aku semakin menjadi abu dibakar penderitaan yang kelaparan .
dan akupun tak cukup pandai melindungi diriku sendiri dari luka yang kini datang dan duduk di tepi ranjangku , yang kapanpun dapat melukai aku dengan ingatan-ingatan dari kenangan-kenangan yang menggantung di setiap sudut kamarku .
Malam Ini aku ingin berlari , bukan ke tempat dimana engkau berada , namun aku ingin menuju lautan , atau menuju induk lautan yaitu samudra , dan atau menuju hutan belantara yang tak ada manusia sejenis aku , yang ada hanya cahaya-cahaya , suara hilir air yang tenang , atau gelap yang paling menyesak , ahh apapun itu aku hanya ingin menuju ke tempat yang menawarkan kesunyian paling lembut .
Ini rindu paling pengkhianat , mendekatkan penderitaan dan membuat aku sekarat .
Dan cinta yang memiliki tahta di hatiku sendiri , yang memberikan banyak kebahagiaan , kini menjadi hal yang paling muram di setiap musim , sesekali menjadi hal yang paling menakutkan untuk aku sentuh-sentuh lagi , apalagi membiarkan cinta menyetubuhi aku dan nalarku .
Lidah yang diberikan cinta kini bahkan kelu dan kehilangan kekasihnya yaitu kata-kata.
Mata yang juga diberikan oleh cinta , tak lagi pandai menemukan semua yang tersembunyi , kini bahkan mata menjadi yang paling terluka , sebab ia yang paling perih menatap engkau pergi .
untuk engkau yang tak aku pahami .
bagaimana engkau menemukan cara paling lembut meninggalkan aku dan melepaskan aku diam-diam ? tanpa membiarkan aku menjumpai kesempatan menahan engkau bahkan memeluk engkau lebih kuat dari yang biasanya aku lakukan .
sayang engkau bahkan mengendap-endap membiarkan aku hanya mengetahui kepergianmu selangkah lagi menuju hilang . . . . . . . . . . .
musim semi yang paling penuh cinta kini menisankan diri bersama aku , di atas kuburanku sendiri rindu mengelilingi setiap waktu , menghujani aku dengan puisi-puisi kesunyian , dan badai datang di baliknya melagukan penderitaan begitu haru , begitu lembut , begitu linu . . .
sayang , ku fikir alangkah lebih adilnya jika kepergianmu meninggalkan cara untuk membantu aku melerai diri dari penderitaan , mataku lelah menangisi rindu yang tak kau nafkahi lagi . aku rindu amat teramat rindu engkau yang tak ku temu lagi .
puisi ini tak ku temu temannya , ia hanya mengalir dari hati dan di persembahkan pada seutas kertas oleh pena , ibarat aku menari-nari di atas tubuhmu dengan tawa dan desah panjang , namun kini berelai air mata .
dimanapun engkau ku harap puisi ini sampai , mendekap engkau , mencium engkau bertubi-tubi , aku mohon jangan engkau biarkan usang , jangan engkau tiggalkan , ini hanya puisi yang memelihara banyak makna yang aku harap kau pahami .
ini hanya puisi . ini bukan aku .
jadi jangan tinggalkan lagi . . .
ini hanya puisi . .
KARYA : RAHMA AMA