Senin, 10 Juni 2013

PERIHAL GADIS PENGKHAYAL

seorang gadis dan kekasihnya  yang maya, saling melempar tawa setiap malam memeluk mereka , tidur bersama , bermimpi bersama dalam nyata.
tak ada yang sedang berimajinasi , gadis yang tertawa bukan pura-pura , begitupun kekasihnya yang maya bukan ilusi.

ada hujan yang saling tumpah dikelopak mata bundar sang gadis, saat ribuan pasang mata menuduhnya gila, telinganya kadang ia harap tuli, karena banyak kata yang sesekali memutilasi hatinya.

mata mereka menuduh sang gadis gila, dan pengkhayal yang nanar dan tak wajar.
hanya karena , setiap hari ia tertawa bahagia dengan seorang laki-laki dalam maya , setiap malam ia tak pernah tidur hanya untuk menunggu kekasihnya datang , dan sesekali ia berdandan bak pengantin dengan gaun malam untuk sebuah pertemuan dalam maya , atau bahkan bukan untuk pertemuan .

gadis yang mereka sebut pengkhayal , sesekali di temukan malam menangis sendiri terisak , menutup mulutnya meredam suara, tepat jam dua pagi ia berdandan lagi , menabuhkan hiasan tebal di sekeliling matanya yang lebam , karena waktu pertemuan telah datang dan ia harus terlihat bahagia ,

gadis yang mereka sebut pengkhayal , selalu mengulang-ulang doa , berharap kekasihnya jatuh dari surga dengan nyata , atau Tuhan datangkan tiba-tiba saat ranjangnya mulai merasa sepi .

gadis yang mereka tuduh gila , hanya karena ia selalu tertawa setiap hari dengan kekasihnya yang maya .
terkadang membenarkan tuduhan mereka, ia mulai merasa bahwa gila itu memang ia , pada saat rindunya saling berhamburan merasuki tubuhnya sendiri , mengunci ketidakberdayaannya .
mulutnya serupa bisu , padahal ia ingin sekali meneriakan kalimat paling luka di hatinya . ia ingin sekali mengatakan banyak kata kepada kekasinya . ia ingin sekali meminta kekasihnya pulang dan memeluknya di depan sepasang mata dan ribuan kalimat yang membuatnya kian tak berdaya .
ia ingin sekali kekasihnya menyentuhnya dengan nyata .
ia ingin sekali memperkenalkan kepada dunia, bahwa kekasihnya itu ada dan tak maya .
ia ingin sekali menulis puisi di tubuhnya sendiri sambil memandang wajah kekasihnya dekat-dekat ,agar kata-kata saling melompat mengetuk pintu imajinasiku .
ia ingin sekali luka dan rindunya berkurang , dengan kedatangan kekasihnya yang membawa bahagia .

ia ingin sekali , ia ingin sekali , ia ingin sekali , jatuh dan terbentur kemudian lupa semua hal .
lupa bahwa kekasihnya , malam ini telah memilih membenarkan tuduhan mereka bahwa ia memang maya .
dengan kepergiannya , bukan kedatangannya .

gadis itu , ia ingin sekali tidur malam ini .
tidak menunggu lagi .



" sambil menyapu pipiku yang basah , aku berhenti menulis , perihal gadis pengkhayal yang mereka tuduh gila,  aku benarkan . . . . . .  . . . . . "







Tidak ada komentar:

Posting Komentar