"kekasihhh ku apa kau cinta aku seperti kau cinta mamamu ?"
aku
adalah bennag kusut dari sutra yang terbuang,dan kau sulam menjadi satu
rajutan terindah yang mendandani ragaku,sekarang iba kah kau bila kau
hancurkan kembali rajutan yang kau rangkai sendiri dengan cintamu ? dan
ibakah kau melihat aku telanjang bulat dalam ketidak berdayaan karena
kau tinggalkan.
dan sekarang aku telah menjadi seperti itu kekasihku
dimana
suaramu yang slalu ku dengar ketika nafasmu menyentuh telingaku dan
mengatakan " aku menyayangimu",masih adakah setitik kehangatan di
antara kekeringan hatimu untuk kau oleskan di antara keningku ?
kekasih
sanggupkah kau melihat aku yang terpoyong-poyong membawa secangkir
kasih sayang untuk ku buang di jurang keterasingan karena kau abaikan ?
sementara dulu kau meminta dengan lembut seluruh kasih sayang ku
sebelum kau kembalikan padaku kemudian kau abaikan bagai tak pernah
mengenalku !!
masihkah kau merasa tak malu menyebutkan dirimu sebagai imam hati para wanita yang menangis karenamu ?
atau kau sebutkan dirimu bagai pelindung yang kokoh di antara jiwa-jiwa sang hawa yang lemah ?
jika
kau benarkan tafsiran tentang kau maka kau tak berbeda dengan keledai
bodoh yang menghalalkan segala hal tanpa cara yang benar
dan. . .
masihkah kau bersujud di bawah kaki ibumu dan memohon ampun ketika kau membuatnnya terluka karena dosamu ??
kemudian kau memperbaiki setiap tingkah dan ucapmu hingga membuat seutas senyum kembali menari di antara ujung bibirnya !!
masihkah kekasihku ???
jika kau membenarkan kembali tafsiran itu
maka mengapa kau tak bersujud kepada sang hawa yang menyempurnakan hidupmu setelah menjadi wanita kedua setelah ibumu ?
ketika kau menyakiti hati sang hawa yang jiwanya penuh kelemahan itu ?
kau
hanya meninggalkan luka di antara genggaman tangannya yang lembut
kemudian pergi tanpa satu kata yang mampu menenangkan jiwa nya meskipun
kata "maaf" itupun sulit menggetarkan bibirmu.
lelakiku kau picik bukan ??
dengarkan apa bedanya aku dan ibumu ?
aku
yang pernah kau cintai untuk sementara atau bahakan selamanya dan entah
bagaimana,sementara ibumu yang kau beri cinta untuk selamanya.
dan kami berdua yang memberimu cinta dengan ketulusan dan menyantuni kau dengan kasih sayang yang lebih padamu.
tapi mengapa kau tinggalkan wanita kedua seperti aku setelah kau puaskan hasratmu ?
sementara
kau lakukan yang terbaik untuk ibumu,mengatakan jutaan kali bahwa kau
mencintainya,sementara tanpa kau sadari aku akan menjadi seorang
ibu,dan kau akan menjadi seorang ayah,maka iba kah kau jika ibu mu
seperti aku yang tersakiti oleh seorang lelaki seperti kau?
dan saat
ini hati sang hawa seperti aku yang telah tersaikti dengan tingkahmu
yang membuat cinta berada dalam keterasingan yang hampa.
lelakiku apa bedanya kau dengan seorang pecundang ?
jika kau meninggalkan wanita kedua setelah kau puaskan hsratmu hanya karena kau takut cinta itu mengalahkanmu ?
sementara
telah tergambar jelas bahwa sang hawa telah sering terkalahkan oleh
cinta tapi ia tetap tegar walau menangis,mencoba menanti ciinta yang
akan menyambut kembali.
sementara anda sang lelaki yang menyebutkan
diri anda sebagai seorang imam bagai pelindung,lebih memilih menghilang
dan mencari tempat yang lain yang bisa kau kalahkan cintanya.
tanpa
kau sadari kau akan selalu kalah,karena cinta seorang wanita sama
dengan cinta seorang ibu kepada anaknya jika seorang lelaki menyayangi
wanitanya sama seperti ia menyayangi ibu nya.
maka para sang
hawa yang hatinya saat ini terluka,percayalah cinta kita akan
mengalahkan mereka yang membuat kita menitihkan air mata karena dosa
yang mereka buat kepada kita :)
Minggu, 11 Maret 2012
Tentang Kematian
ketika langit tak bermentari dan sang hujan mulai membasahi
kehampaan itu menyantuni . .
kemudian badai kesengsaraan mulai menerpa dengan nafas kematian..
menyetubuhi ragaku dan melepas roh ku
merampas ajalku menagih nafasku
semua ku tinggalkan dengan jeritku . .
segala kenangan yang sempat menghidupkanku . .
kini aku sebatang kara . .
bergaun putih dan ber aroma kematian . .
alas perapihanku pun sebidang tanah basah dan temanku kesedihan .
selusin perhiasan ku wariskan tanpa membawa sekotak emas . .
dan aku hanya berhiaskan kedinginan yang membiru di ragaku . .
dan lagu yang biasa ku dengarkan mengubah masa menjadi sealbum doa dan keheningan
pemandangan yang pernah ku nikmati . .
ketika ajal menyetubuhinya
menghapus jejak tetangnya
dan memupuk benih kerinduan di hatiku
ayah . ..
kini rindu yang ku panen ribuan bulan telah mati bersamaku . .
dan cerita tentang seorang imam yang terkasih telah dingin bersama ragaku . .
nafas yang telah lama tak ku rasakan kini telah terlupakan bersama warisanku
semua telah aku tinggalkan untukmu . .
ibu . .
untukmu sahabat . .
agar dapat kau kenang sejarahku
dan kau bingkai kenangan indahku dalam memorimu . .
jangan pernah kau tumpuk dengan tanah kehidupan baru di atasku . .
karena aku tak ingin terbenam dalam ingatanmu , , ,
ibu . .
sahabat ..
rangkul aku dengan doamu
jadikan aku air suci dari sungai kehidupan yang akan kau tuang dalam cangkir kebahagiaan
namun jangan ambil airku di antara sungai keheningan karena aku tak ingin terasingkan . .
ibu yang terkasih
kini telah mampu ku rebahkan raga yang membeku di lorong yang sebesarku . .
telah mampu pula ku lebarkan hatiku bagi tubuh kehidupan
sebab kematian dan kehidupan adalah Satu dan mereka menyatu dalam cinta di jantung tuhan
dan aku ingin menguak tentang hakikatnya
ibu yang terkasih
sepiring pengampunan tlah kusuguhkan di meja masa lalu
tlah ku racik pula hidangannya dengan penyesalan dan kesedihan
maka peluk aku dengan ridhomu dan kecupan air matamu
kekasih yang terpuja
jangan menyandraku dengan ratapan kesedihanmu
karena jiwaku terjerat dalam cinta di ruang ketidakberdayaanku
dan aku tersakiti dalam kesendirian ragaku
kekasih
baranjaklah dari rumah kehidupanku
mengembaralah mencari sesuatu yang baru
meski serpihan kasih yang ku tanam telah menjadi ladang keindahan di hatimu
dan nafasku masih terasa di antara daun telingamu
kekasihku . .
engkau harus mengenali derita
dan bergaul dengan suka cita
karena musim-musim di ladangmu akan silih berganti dan engkau harus mulai memanen hasil ladangmu dengan kesabaran
kekasihku . .
bernyanyilah tentang doa
namun jangan membelenggu dengan air mata. .
nyanyikan dengan simfoni kegembiraan tanpa kehampaan
karena ia akan tumbuh menjadi cahaya mentari di antara lentera hitam tanpa kobaran api.
kehampaan itu menyantuni . .
kemudian badai kesengsaraan mulai menerpa dengan nafas kematian..
menyetubuhi ragaku dan melepas roh ku
merampas ajalku menagih nafasku
semua ku tinggalkan dengan jeritku . .
segala kenangan yang sempat menghidupkanku . .
kini aku sebatang kara . .
bergaun putih dan ber aroma kematian . .
alas perapihanku pun sebidang tanah basah dan temanku kesedihan .
selusin perhiasan ku wariskan tanpa membawa sekotak emas . .
dan aku hanya berhiaskan kedinginan yang membiru di ragaku . .
dan lagu yang biasa ku dengarkan mengubah masa menjadi sealbum doa dan keheningan
pemandangan yang pernah ku nikmati . .
ketika ajal menyetubuhinya
menghapus jejak tetangnya
dan memupuk benih kerinduan di hatiku
ayah . ..
kini rindu yang ku panen ribuan bulan telah mati bersamaku . .
dan cerita tentang seorang imam yang terkasih telah dingin bersama ragaku . .
nafas yang telah lama tak ku rasakan kini telah terlupakan bersama warisanku
semua telah aku tinggalkan untukmu . .
ibu . .
untukmu sahabat . .
agar dapat kau kenang sejarahku
dan kau bingkai kenangan indahku dalam memorimu . .
jangan pernah kau tumpuk dengan tanah kehidupan baru di atasku . .
karena aku tak ingin terbenam dalam ingatanmu , , ,
ibu . .
sahabat ..
rangkul aku dengan doamu
jadikan aku air suci dari sungai kehidupan yang akan kau tuang dalam cangkir kebahagiaan
namun jangan ambil airku di antara sungai keheningan karena aku tak ingin terasingkan . .
ibu yang terkasih
kini telah mampu ku rebahkan raga yang membeku di lorong yang sebesarku . .
telah mampu pula ku lebarkan hatiku bagi tubuh kehidupan
sebab kematian dan kehidupan adalah Satu dan mereka menyatu dalam cinta di jantung tuhan
dan aku ingin menguak tentang hakikatnya
ibu yang terkasih
sepiring pengampunan tlah kusuguhkan di meja masa lalu
tlah ku racik pula hidangannya dengan penyesalan dan kesedihan
maka peluk aku dengan ridhomu dan kecupan air matamu
kekasih yang terpuja
jangan menyandraku dengan ratapan kesedihanmu
karena jiwaku terjerat dalam cinta di ruang ketidakberdayaanku
dan aku tersakiti dalam kesendirian ragaku
kekasih
baranjaklah dari rumah kehidupanku
mengembaralah mencari sesuatu yang baru
meski serpihan kasih yang ku tanam telah menjadi ladang keindahan di hatimu
dan nafasku masih terasa di antara daun telingamu
kekasihku . .
engkau harus mengenali derita
dan bergaul dengan suka cita
karena musim-musim di ladangmu akan silih berganti dan engkau harus mulai memanen hasil ladangmu dengan kesabaran
kekasihku . .
bernyanyilah tentang doa
namun jangan membelenggu dengan air mata. .
nyanyikan dengan simfoni kegembiraan tanpa kehampaan
karena ia akan tumbuh menjadi cahaya mentari di antara lentera hitam tanpa kobaran api.
Selasa, 06 Maret 2012
Tangisan Hati sang ETHIOPIA
Aku kini menjadi negara yang kosong kering
menjadi seorang ibu yang tertinggal anak-anak air yang riuh
dan menjadi tanah yang angkuh ketika menyapa sang hujan
dan kini enggan datang menghampiri lagi
aku kini hanya tanggal sendiri
ribuan bahkan jutaan ladangku yang hijau menjadi padang pasir yang tak guna
air mata pun surut layak sungai yang kering tak bergenang air
setiap langkah bagai menatap fatamorgana yang berkedip merayu
membawa kami dalam kematian menggenaskan
setiap jejak bagai terbakar matahari yang membara
sodara ku disana
ibakah kau melihat kami yang tertinggal disini ?
mencoba bersahabat dengan perut-perut kami ketika kami berbaris panjang untk mendapatkan sesuap nasi ketika ada yang peduli . .
dan menahan krisis pangan di kota kami yang tak kunjung berakhir . .
sodaraku . .
lihat kami . .
satu persatu hingga jutaan anggota keluarga kami pergi dan telah rata oleh tanah kering
sodaraku . . .
ibakah kau ketika kami telah berbalut kulit tanpa daging yang menyelimuti tubuh kami
dan suara yang tak nyaring karena kering mengikat pita suara yang dulu bersimfoni merdu
sodaraku . .
pernahkah kau seperti kami ?
yang menangis tanpa air mata menatap kota tempat kami besar menjadi kota mati ?
bertanya setiap malam pada langit hitam bagaimana ini terjadi dan hingga kapan beringsut seperti matahari dan senja yang berpilin
dan kapankah hujan yang 25 tahun silam mengguyur tubuh kami akan datang lagi ?
untuk menafkahio ladang dan anak-anak kami yang setiap detik menanti .
namun malam hanya diam tanpa senyum rembulan
kami beranjak dan bertanya pada burung yang tengah membenahi tempat peristirahatannya
jika esok kau akan merantau jauh melintasi kota ini
maka kami ingin kau sampaikan pada tentangga kami dan sodara kami
bahwa kami telah menikmati bencana yang tengah memanjakan hari-hari kami
dan kota ini telah menelan beberapa anggota keluarga kami
karena kekeringan dan kemiskinan di antara kehidupan kami
wahai sang burung . .
jika kau kembali
beri kami seteguk air dari cangkir sodara-sodaraku yang iba terhadap kami
untuk kami teteskan di ladang kami dan anak-anak kami
agar mereka tak mati seperti ayah dan ibu kami
dan biarkan aku yang mati karena itu
wahai sang burung
jika kau lekas pergi lagi
bawalah sebungkus tanah dari kota ini
dan kau perlihatkan pada mereka
agar mereka menikmati tanah kami yang telah mati kering ini
dan jika kau telah kembali
maka berikanlah kami sedikit pangan dan sandang untuk kami olah menjadi makanan layak untuk anak-anak kami yang telah menahan lapar berhari-hari
berikanlah kepada kami setitik kehangatan kepeduliaan dari sodara-saodara kami untuk kami suguhkan kepada jiwa-jiwa kami yang terasingi
kemudian kami meminta kepada bintang dan kekasihnya
agar beranjak bersembunyi di balik awan
dan kepada sang angin yang menyentuh kulit kami
agar menyatukan gumpalan-gumpalan awan hitam dan menempatkan di atas kota kami
hingga menjadi pori-pori hitam dan meneteskan air kehangatan tuhan
tapi enggan mereka lakukan
seolah tuli tak mendengar kami
dan seolah buta tak dapat menatap ketidakberdayaan kami
sodaraku .
segala upaya telah kami lakukan
tapi apa daya segala cara hanya semakin membuat kami dalam kematian
kini hanya tangan-tangan kehangatan dari anda untuk kami
yang kami butuhkan untuk kota kami dan kehidupan kami
beri sedikit air jika kau iba terhadap kami
dan jika kau seorang sodaraku yang angkuh maka berikan lah kami setetes air liur anda untuk kami telan karena kami sangat haus akan itu
dan jika kau sodaraku yang peduli terhadap kami
maka menangislah untuk kami dan kamii akan menyimpan tangan-tangan kami di bawah pipi-pipi anda wahai sodaraku
dan kami akan mengumpulkan air mata itu untuk menjadi sumber air bagi kami
sungguh kami begitu menikmati yang tuhan beri hingga kami tak pergi dan tetap tinggal disini
meskipun kami telah kehilangan berjuta-juta anak-anak dan orangtua kami
kami tetap tinggal
dan tak beranjak karena kami cinta
wahai sodaraku
datang dan kunjungilah kami ketika waktu panen anda di mulai
dan berilah kami sebungkus kepedulian untuk memperlambat kematian kami
sodaraku
peluklah kami yang dalam keterasingan terkunci dalam ketidakberdayaan ini dengan sayap-sayap malaikat anda wahai sodaraku
dan dengar kan kami
jika kami yang tua ini telah awal meninggalkan kota ini
maka menjadi ibu dan ayah lah untuk anak-anak kami
dan menjadi malaikatlah untuk kota kami
karena kami begitu mengharap uluran tangan anda wahai sodara kami.
sodaraku .
bangunlah dalam tidur panjang mu
tinggalkanlah sejenak kenikmatan yang memanjakan waktumu untuk kami
kemudian mari bermain dengan kami
di atas tubuh sodara-sodara kami yag terbenam tanah yang kering di kota kami
dan berlarilah bersama kami membawa kecemasan dan kemiskinan yang mengikat penat kami
karena kami ingin coba lupakan sejenak kesengsaraan,dan ingin menjadi seperti anda . .
kerana kami adlah anak-anak yang riang di kota kami ETHIOPIA
menjadi seorang ibu yang tertinggal anak-anak air yang riuh
dan menjadi tanah yang angkuh ketika menyapa sang hujan
dan kini enggan datang menghampiri lagi
aku kini hanya tanggal sendiri
ribuan bahkan jutaan ladangku yang hijau menjadi padang pasir yang tak guna
air mata pun surut layak sungai yang kering tak bergenang air
setiap langkah bagai menatap fatamorgana yang berkedip merayu
membawa kami dalam kematian menggenaskan
setiap jejak bagai terbakar matahari yang membara
sodara ku disana
ibakah kau melihat kami yang tertinggal disini ?
mencoba bersahabat dengan perut-perut kami ketika kami berbaris panjang untk mendapatkan sesuap nasi ketika ada yang peduli . .
dan menahan krisis pangan di kota kami yang tak kunjung berakhir . .
sodaraku . .
lihat kami . .
satu persatu hingga jutaan anggota keluarga kami pergi dan telah rata oleh tanah kering
sodaraku . . .
ibakah kau ketika kami telah berbalut kulit tanpa daging yang menyelimuti tubuh kami
dan suara yang tak nyaring karena kering mengikat pita suara yang dulu bersimfoni merdu
sodaraku . .
pernahkah kau seperti kami ?
yang menangis tanpa air mata menatap kota tempat kami besar menjadi kota mati ?
bertanya setiap malam pada langit hitam bagaimana ini terjadi dan hingga kapan beringsut seperti matahari dan senja yang berpilin
dan kapankah hujan yang 25 tahun silam mengguyur tubuh kami akan datang lagi ?
untuk menafkahio ladang dan anak-anak kami yang setiap detik menanti .
namun malam hanya diam tanpa senyum rembulan
kami beranjak dan bertanya pada burung yang tengah membenahi tempat peristirahatannya
jika esok kau akan merantau jauh melintasi kota ini
maka kami ingin kau sampaikan pada tentangga kami dan sodara kami
bahwa kami telah menikmati bencana yang tengah memanjakan hari-hari kami
dan kota ini telah menelan beberapa anggota keluarga kami
karena kekeringan dan kemiskinan di antara kehidupan kami
wahai sang burung . .
jika kau kembali
beri kami seteguk air dari cangkir sodara-sodaraku yang iba terhadap kami
untuk kami teteskan di ladang kami dan anak-anak kami
agar mereka tak mati seperti ayah dan ibu kami
dan biarkan aku yang mati karena itu
wahai sang burung
jika kau lekas pergi lagi
bawalah sebungkus tanah dari kota ini
dan kau perlihatkan pada mereka
agar mereka menikmati tanah kami yang telah mati kering ini
dan jika kau telah kembali
maka berikanlah kami sedikit pangan dan sandang untuk kami olah menjadi makanan layak untuk anak-anak kami yang telah menahan lapar berhari-hari
berikanlah kepada kami setitik kehangatan kepeduliaan dari sodara-saodara kami untuk kami suguhkan kepada jiwa-jiwa kami yang terasingi
kemudian kami meminta kepada bintang dan kekasihnya
agar beranjak bersembunyi di balik awan
dan kepada sang angin yang menyentuh kulit kami
agar menyatukan gumpalan-gumpalan awan hitam dan menempatkan di atas kota kami
hingga menjadi pori-pori hitam dan meneteskan air kehangatan tuhan
tapi enggan mereka lakukan
seolah tuli tak mendengar kami
dan seolah buta tak dapat menatap ketidakberdayaan kami
sodaraku .
segala upaya telah kami lakukan
tapi apa daya segala cara hanya semakin membuat kami dalam kematian
kini hanya tangan-tangan kehangatan dari anda untuk kami
yang kami butuhkan untuk kota kami dan kehidupan kami
beri sedikit air jika kau iba terhadap kami
dan jika kau seorang sodaraku yang angkuh maka berikan lah kami setetes air liur anda untuk kami telan karena kami sangat haus akan itu
dan jika kau sodaraku yang peduli terhadap kami
maka menangislah untuk kami dan kamii akan menyimpan tangan-tangan kami di bawah pipi-pipi anda wahai sodaraku
dan kami akan mengumpulkan air mata itu untuk menjadi sumber air bagi kami
sungguh kami begitu menikmati yang tuhan beri hingga kami tak pergi dan tetap tinggal disini
meskipun kami telah kehilangan berjuta-juta anak-anak dan orangtua kami
kami tetap tinggal
dan tak beranjak karena kami cinta
wahai sodaraku
datang dan kunjungilah kami ketika waktu panen anda di mulai
dan berilah kami sebungkus kepedulian untuk memperlambat kematian kami
sodaraku
peluklah kami yang dalam keterasingan terkunci dalam ketidakberdayaan ini dengan sayap-sayap malaikat anda wahai sodaraku
dan dengar kan kami
jika kami yang tua ini telah awal meninggalkan kota ini
maka menjadi ibu dan ayah lah untuk anak-anak kami
dan menjadi malaikatlah untuk kota kami
karena kami begitu mengharap uluran tangan anda wahai sodara kami.
sodaraku .
bangunlah dalam tidur panjang mu
tinggalkanlah sejenak kenikmatan yang memanjakan waktumu untuk kami
kemudian mari bermain dengan kami
di atas tubuh sodara-sodara kami yag terbenam tanah yang kering di kota kami
dan berlarilah bersama kami membawa kecemasan dan kemiskinan yang mengikat penat kami
karena kami ingin coba lupakan sejenak kesengsaraan,dan ingin menjadi seperti anda . .
kerana kami adlah anak-anak yang riang di kota kami ETHIOPIA

Jangan benci aku ketika aku Tua
jangan benci aku karena aku tua
jangan tinggalkan aku karena kau menganggap aku hanya beban
jangan pisahkan aku dengan rumahku
karena kau menganggap aku akan merepotkan
jangan abaikan aku karena aku tua
dan jangan membangkang padaku karena aku tak kuat marah
anakku . .
lihat aku yang tengah tua .
mungkin umurku telah di ujung kematian . .
dan ragaku telah rapuh termakan masa muda
anakku . .
tetap disisiku dalam setiap detik hariku .
jangan tinggalkan aku .
karena aku tak ingin pergi tanpa menatapmu . .
anakku . .
jangan benci padaku ketika aku tak kuat lagi berjalan . .
melainkan papahlah aku menuju tempat yang aku inginkan . .
dengan kasih sayang mu . .
dan ingatlah ketika kau masih kecil dan aku mengajarkan mu berjalan . .
mencoba memegang tangan mu dan mulai berjinjit . .
dengan sabar aku lakukan bekali-kali tanpa memarahimu . .
anakku . .
jangan memarahiku ketika aku tak dapat membaca . .
karena mata ku sudah tak dapat melihat jelas lagi
melainkan bacakanlah ketika aku ingin mengetahui kabar hari ini lewat koran pagi . .
dan jangan benci padaku . .
ingatlah ketika kau masih kecil dan aku mengajarkan mu membaca .
mencoba menuntunmu setiap huruf demi huruf dan angka demi angka
tanpa lelah dan bosan aku menjadi ibu dan guru bagimu . .
anakku . .
jangan benci terhadapku .
ketika aku lupa akan sesuatu karena aku telah pikun dan sangat tua . .
melainkan tolong ingatkan aku ketika aku ingin mengingat sesuatu . .
dan ingatlah ketika kau masih kecil .
dan aku mengingatkan mu akan hal yang baik dan buruk bagimu .
dengan lembut aku coba menyampaikan dengan tanpa menyinggung perasaanmu
anakku jangan bosan terhadapku
ketika aku memintamu untuk melakukan yang aku tak bisa
karena ingat lah aku sudah tua dan tak seperti dulu lagi
jangan pisahkan aku dengan kehangatan yang aku miliki dulu sampai saat ini
jangan asingkan aku di tempat yang tak ku kenal dan penuh dengan manusia tua seperti aku
karena aku dan suami ku yang membangun rumah ini dengan penuh suka cita . .
dan kau yang menyempurnakan kehangatan ini . .
anakku , . .
jangan merasa malu mengakui aku sebagai ibumu
karena aku sudah tua dan tak secantik masa muda
jangan pula kau lupa akan aku yang melahirkan mu
menahan setengah mati untuk membuat mu hidup
tanpa pamrih setelah perih aku menafkahimu dengan kasih sayang
tanpa meminta nyawamu menggantikan perjuanganku
anakku .
jangan lelah terhadapku . .
ketika aku sudah mulai tuli dan tak dapat mendengar lagi
maka tuntun aku dengan bahasa mu .
agar aku dapat memahami semuanya . .
dan ingatlah ketika kau masih kecil dan aku membisikanmu beribu kata sayang dan menuntunmu untuk dapat mengatakan "ibu" . .
anakku . .
jangan kau abaikan aku dan kau tinggalkan sendiri di kamar kecil yang kumuh
karena aku hanya ingin menghabiskan sisa umurku dengan bersamamu
bukan harta atau benda dan makanan layak yang mengelilingiku
aku hanya ingin dengan mu bersamamu anakku . .
jangan beranjak pergi meninggalkan aku yang tua ..
ketika kau berlibur bersama keluargamu sendiri
ajaklah aku .
karena aku ingin mengenang masa dulu ketika aku mengajakmu berlibur . .
anakku .
jangan marah ketika aku menumpahkan air minum di meja makan
dan memecahkan cangkir kesayanganmu . .
karena aku sudah tua dan tubuhku tak dapat menompang lebih lama lagi .
dan jangan pula kau memarahiku ketika aku berjalan lebih lama darimu . .
bersabarlah untukku. .
dan ingatlah ketika kau masih kecil saat kau memecahkan mangkuk sop mu dan aku bersihkan puing-puing nya agar kau tak terluka .
dan aku tersenyum tanpa memarahimu . .
Anakku jangan marah terhadapku . .
Ketika aku meminta kau untuk membelikan ku sesuatu yang aku mau . .
Dengan sedikit uang kau . .
Jangan berkata tidak ada untukku . .
Karena ingatlah waktu kau masih kecil merengek di hadapanku memintaku untuk membelikan kau mainan dan permen . .
Dengan iba aku membelikan nya dengan uang yang ku bagi untuk makan kita . .
anakku .
sayangi aku seperti aku menyayngimu
karena aku tidak sekuat dulu
dan aku tak secantik dulu
dan jangan pernah kau mengabaikanku . .
jangan pula kau membenci aku karena aku sudah menjadi tua :')
jangan tinggalkan aku karena kau menganggap aku hanya beban
jangan pisahkan aku dengan rumahku
karena kau menganggap aku akan merepotkan
jangan abaikan aku karena aku tua
dan jangan membangkang padaku karena aku tak kuat marah
anakku . .
lihat aku yang tengah tua .
mungkin umurku telah di ujung kematian . .
dan ragaku telah rapuh termakan masa muda
anakku . .
tetap disisiku dalam setiap detik hariku .
jangan tinggalkan aku .
karena aku tak ingin pergi tanpa menatapmu . .
anakku . .
jangan benci padaku ketika aku tak kuat lagi berjalan . .
melainkan papahlah aku menuju tempat yang aku inginkan . .
dengan kasih sayang mu . .
dan ingatlah ketika kau masih kecil dan aku mengajarkan mu berjalan . .
mencoba memegang tangan mu dan mulai berjinjit . .
dengan sabar aku lakukan bekali-kali tanpa memarahimu . .
anakku . .
jangan memarahiku ketika aku tak dapat membaca . .
karena mata ku sudah tak dapat melihat jelas lagi
melainkan bacakanlah ketika aku ingin mengetahui kabar hari ini lewat koran pagi . .
dan jangan benci padaku . .
ingatlah ketika kau masih kecil dan aku mengajarkan mu membaca .
mencoba menuntunmu setiap huruf demi huruf dan angka demi angka
tanpa lelah dan bosan aku menjadi ibu dan guru bagimu . .
anakku . .
jangan benci terhadapku .
ketika aku lupa akan sesuatu karena aku telah pikun dan sangat tua . .
melainkan tolong ingatkan aku ketika aku ingin mengingat sesuatu . .
dan ingatlah ketika kau masih kecil .
dan aku mengingatkan mu akan hal yang baik dan buruk bagimu .
dengan lembut aku coba menyampaikan dengan tanpa menyinggung perasaanmu
anakku jangan bosan terhadapku
ketika aku memintamu untuk melakukan yang aku tak bisa
karena ingat lah aku sudah tua dan tak seperti dulu lagi
jangan pisahkan aku dengan kehangatan yang aku miliki dulu sampai saat ini
jangan asingkan aku di tempat yang tak ku kenal dan penuh dengan manusia tua seperti aku
karena aku dan suami ku yang membangun rumah ini dengan penuh suka cita . .
dan kau yang menyempurnakan kehangatan ini . .
anakku , . .
jangan merasa malu mengakui aku sebagai ibumu
karena aku sudah tua dan tak secantik masa muda
jangan pula kau lupa akan aku yang melahirkan mu
menahan setengah mati untuk membuat mu hidup
tanpa pamrih setelah perih aku menafkahimu dengan kasih sayang
tanpa meminta nyawamu menggantikan perjuanganku
anakku .
jangan lelah terhadapku . .
ketika aku sudah mulai tuli dan tak dapat mendengar lagi
maka tuntun aku dengan bahasa mu .
agar aku dapat memahami semuanya . .
dan ingatlah ketika kau masih kecil dan aku membisikanmu beribu kata sayang dan menuntunmu untuk dapat mengatakan "ibu" . .
anakku . .
jangan kau abaikan aku dan kau tinggalkan sendiri di kamar kecil yang kumuh
karena aku hanya ingin menghabiskan sisa umurku dengan bersamamu
bukan harta atau benda dan makanan layak yang mengelilingiku
aku hanya ingin dengan mu bersamamu anakku . .
jangan beranjak pergi meninggalkan aku yang tua ..
ketika kau berlibur bersama keluargamu sendiri
ajaklah aku .
karena aku ingin mengenang masa dulu ketika aku mengajakmu berlibur . .
anakku .
jangan marah ketika aku menumpahkan air minum di meja makan
dan memecahkan cangkir kesayanganmu . .
karena aku sudah tua dan tubuhku tak dapat menompang lebih lama lagi .
dan jangan pula kau memarahiku ketika aku berjalan lebih lama darimu . .
bersabarlah untukku. .
dan ingatlah ketika kau masih kecil saat kau memecahkan mangkuk sop mu dan aku bersihkan puing-puing nya agar kau tak terluka .
dan aku tersenyum tanpa memarahimu . .
Anakku jangan marah terhadapku . .
Ketika aku meminta kau untuk membelikan ku sesuatu yang aku mau . .
Dengan sedikit uang kau . .
Jangan berkata tidak ada untukku . .
Karena ingatlah waktu kau masih kecil merengek di hadapanku memintaku untuk membelikan kau mainan dan permen . .
Dengan iba aku membelikan nya dengan uang yang ku bagi untuk makan kita . .
anakku .
sayangi aku seperti aku menyayngimu
karena aku tidak sekuat dulu
dan aku tak secantik dulu
dan jangan pernah kau mengabaikanku . .
jangan pula kau membenci aku karena aku sudah menjadi tua :')

Now I know
Tabir yang kelam mengecup mimpi
desah yang sadis tersenyum manis
kelak canda deritaku kan mengalun lirih
simfoni perih kan ku petik lewat dawai mimpi
bersama anak manusia yang ghaib
aku kan menari
dengan kaki telanjang dan rasakan tajam nya kaki-kaki hujan yang runcing
akan bergemuruh rinduku
mengalahkan amuk ombak ketika pasang
takan pernah surut meski habis senja
dan kan ku bawa terbang asa ku
dengan selusin sayap malaikat
menembus kabut kalbu yang hitam
pekat melekat . .
Tiada syair nyanyian roh kebhagiaan
hanya hilir lirih mengecup bibir yang mulai basah
terdekap sayap berduri jiwamu menyentuh dasar ruang dimensiku
memetik setangkai harapan
kemudian melepaskan tanpa iba
hanya berkhias mimpi tersurat
lewat mlam aku mencoba
hapuskan senja ketika terasa menyayat
di antara kelopak hati yg berduri bayangmu
dan di antara jiwa yang mengikat senyum mu.
desah yang sadis tersenyum manis
kelak canda deritaku kan mengalun lirih
simfoni perih kan ku petik lewat dawai mimpi
bersama anak manusia yang ghaib
aku kan menari
dengan kaki telanjang dan rasakan tajam nya kaki-kaki hujan yang runcing
akan bergemuruh rinduku
mengalahkan amuk ombak ketika pasang
takan pernah surut meski habis senja
dan kan ku bawa terbang asa ku
dengan selusin sayap malaikat
menembus kabut kalbu yang hitam
pekat melekat . .
Tiada syair nyanyian roh kebhagiaan
hanya hilir lirih mengecup bibir yang mulai basah
terdekap sayap berduri jiwamu menyentuh dasar ruang dimensiku
memetik setangkai harapan
kemudian melepaskan tanpa iba
hanya berkhias mimpi tersurat
lewat mlam aku mencoba
hapuskan senja ketika terasa menyayat
di antara kelopak hati yg berduri bayangmu
dan di antara jiwa yang mengikat senyum mu.
Aku 2
Rasa yang kerdil mulai bergema
memuncak bermurka durja
gemuruhnya mengalahkan amuk ombak
keangkuhannya terdiam memandang
aku yang berayun di bwah embun
senja bukan lagi aku
kini aku tinggal abu
terbuang kala terbakar
tersentuh bara api dengan tangan yang bergetar`
aku kini menjadi detak malam
telanjang di mata hitam
melekat sunyi dengan bimbang
aku hanyalah aku
tak ada yang temani sepiku
aku hanya sakitku
menyantuni hidupku
dengan perih
dan telah kau guyurkan darahmu
belati menancap angkuh di dasar hatiku
duri yg tertunduk malu menyelimuti batinku
aku tinggallah sakitku
perih hanya kekasiku
lirih adalah nyanyian terindahku
dan kau hanya rahasiaku.
memuncak bermurka durja
gemuruhnya mengalahkan amuk ombak
keangkuhannya terdiam memandang
aku yang berayun di bwah embun
senja bukan lagi aku
kini aku tinggal abu
terbuang kala terbakar
tersentuh bara api dengan tangan yang bergetar`
aku kini menjadi detak malam
telanjang di mata hitam
melekat sunyi dengan bimbang
aku hanyalah aku
tak ada yang temani sepiku
aku hanya sakitku
menyantuni hidupku
dengan perih
dan telah kau guyurkan darahmu
belati menancap angkuh di dasar hatiku
duri yg tertunduk malu menyelimuti batinku
aku tinggallah sakitku
perih hanya kekasiku
lirih adalah nyanyian terindahku
dan kau hanya rahasiaku.
Wanita malam mu
Aku adlah puing-puing senja ketika menyentuh muka samudra . .
Dwngan butiran cahaya mulai ku tebarkan pesona . .
Setiap lirk mata bagai pengundang . .
Aku air untuk jiwa-jiwa yangg kehausan . .
Menari nakal di bawah sendu yang semakin melirih . .
Terhanyut di antara jiwa-jiwa yang sadis . .
Mencumbu dengan nafsu . .
Aku adalah getir yangg menggigil . .
Ketka desah nafas mulai membelai . .
Membawaku melayang saat langit semakin hitam . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang bahagia ketika hilir kerapuhan menjadi teman . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang sendri di antara ribuan malaikat tuhan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang berada di antara lelaki liar . .
Menyantuni aku dngan sjuta gaya rayuan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang termakan sang hitam . .
Menanigs menahan hinaan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang rapuh mendamba pelukan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang berkaca pada muka kelam . .
Tertunduk lelah pada mata yang terus tak bungkam . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang menari lepas di hati jiwa-jiwa yang nakal . .
Terikat hitam oleh jari-jari liar . .
Lirih ku tak terdengar . .
Sampai saat kau tak ingin mengenal . .
Harus ku relakan dengan senyuman . .
Dan tetap ku bungkam hatiku saat tertidur dalam ikatan lelaki liar . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang hatinya adalah permainan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang tertunduk lelah pda jiwa-jiwa yang liar . .
Dan lirihku semakin tak terdengar . .
Siapa yang tau dritaku yangg etrsembunyi di balik senyum nakal ku ? ?
Dwngan butiran cahaya mulai ku tebarkan pesona . .
Setiap lirk mata bagai pengundang . .
Aku air untuk jiwa-jiwa yangg kehausan . .
Menari nakal di bawah sendu yang semakin melirih . .
Terhanyut di antara jiwa-jiwa yang sadis . .
Mencumbu dengan nafsu . .
Aku adalah getir yangg menggigil . .
Ketka desah nafas mulai membelai . .
Membawaku melayang saat langit semakin hitam . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang bahagia ketika hilir kerapuhan menjadi teman . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang sendri di antara ribuan malaikat tuhan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang berada di antara lelaki liar . .
Menyantuni aku dngan sjuta gaya rayuan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang termakan sang hitam . .
Menanigs menahan hinaan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang rapuh mendamba pelukan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang berkaca pada muka kelam . .
Tertunduk lelah pada mata yang terus tak bungkam . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang menari lepas di hati jiwa-jiwa yang nakal . .
Terikat hitam oleh jari-jari liar . .
Lirih ku tak terdengar . .
Sampai saat kau tak ingin mengenal . .
Harus ku relakan dengan senyuman . .
Dan tetap ku bungkam hatiku saat tertidur dalam ikatan lelaki liar . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang hatinya adalah permainan . .
Aku adalah wanita malam . .
Yang tertunduk lelah pda jiwa-jiwa yang liar . .
Dan lirihku semakin tak terdengar . .
Siapa yang tau dritaku yangg etrsembunyi di balik senyum nakal ku ? ?
Aku
kaki-kaki hujan mulai mengundang
menari nakal di hati liar
seperti sepasang merpati yang terbang melayang
di rumah tuhan kami berikrar
atas nama cinta dan kematian
melantunkan simfoni kerinduan
di ladang-ladang tuhan
bersorak rayakan kemenangan
dengan terikat satu ikrar di hati liar
aku ini adalah aku
yang raganya terhempas laraku
aku ini adalah aku
yang hatinya tersayat takdirku
jiwa yang menjelma dlm anganku
tak tersentuh meski terbelai lirihku
hatinya dingin bagai mengigil
tersentuh janji yang kian terpungkir
aku bukanlah dia
yang mampuh hentikan surya
dan aku bukanlah mereka
yang menang di medan perang
aku hanya kerikil batu yang terpecik palu hatimu
terhempas sesuai inginmu
tak terhiraukan semua lirihku
yang terus melantun di puing-puing deritaku
aku adlah aku
yang sendiri di malam yang mati
telanjang di muka malam
berjubah darah bermimik sendu
bernaung di atas altar tuhan
dan mulai melantunkan simfoni dlm satu lagu
bernyanyi bersama jutaan anak peri yang gaib
di ats dermaga kekalahan
yang akan memekakan harapan yg semakin menghilang
aku adlah aku yang tertindih deritaku . .
menari nakal di hati liar
seperti sepasang merpati yang terbang melayang
di rumah tuhan kami berikrar
atas nama cinta dan kematian
melantunkan simfoni kerinduan
di ladang-ladang tuhan
bersorak rayakan kemenangan
dengan terikat satu ikrar di hati liar
aku ini adalah aku
yang raganya terhempas laraku
aku ini adalah aku
yang hatinya tersayat takdirku
jiwa yang menjelma dlm anganku
tak tersentuh meski terbelai lirihku
hatinya dingin bagai mengigil
tersentuh janji yang kian terpungkir
aku bukanlah dia
yang mampuh hentikan surya
dan aku bukanlah mereka
yang menang di medan perang
aku hanya kerikil batu yang terpecik palu hatimu
terhempas sesuai inginmu
tak terhiraukan semua lirihku
yang terus melantun di puing-puing deritaku
aku adlah aku
yang sendiri di malam yang mati
telanjang di muka malam
berjubah darah bermimik sendu
bernaung di atas altar tuhan
dan mulai melantunkan simfoni dlm satu lagu
bernyanyi bersama jutaan anak peri yang gaib
di ats dermaga kekalahan
yang akan memekakan harapan yg semakin menghilang
aku adlah aku yang tertindih deritaku . .
Everything About you
Aku ingin menjadi dermaga tempat kau berlabuh,bernaung di atas dermaga
tuhan yang renta,dan mengantarkan aku juga rinduku di persimpangan
terakhir,bersandar di antara pilar-pilar kebencian dari hari yang
mati,mengumpulkan benih-benih warna yang terbias untuk ku sebarkan
ketika kaki ini mulai mampu melangkah,dengan tangan yang terluka coba
ku paksakan setiap butir untuk ku berikan bagi para musafir cinta dan
sang pemuja hujan,di atas pilar kebencian hanya mampu ku busungkan dada
dengan belati yang masih menancap di antara sela-sela sayap yang
tersembunyi,dengan semangkuk burir-butir warna di genggaman tangan yang
memangku beban akibat sendiwara hati pada jiwa-jiwa yang terpilih oleh
tuhan yang agung.
Di antara sejuta sayap malaikat aku terikat bersandar,
mengunci satu kerguan tentang aku yang berada di antara waktu mu kekasihku,dan kau memburu ku dengan sejuta pertanyaan mu tentang rasa yang semakin tumbuh dalam hati yang gersang,dan tentang arti cinta yang ku agungkan di depanmu,dan semakin rela ku buktikan karena keagungan kedudukannya,dan aku akan mengulangnya untuk mampu kau tafsirkan setiap makan yang tersirat dan dengarkan kekasihku tentang cinta yang bersuara di hatiku,simak dalam ketenangan jiwamu kekasihku,karena takan pernah ku ulang ucapanku.
“aku mencintaimu layaknya seorang ibu menyayangi anak
semata wayangnya,dan aku adalah sebagian rohmu yang akan mengikuti jejak liarmu,aku akan menjadi mata-mata jiwa yang mendamba senyummu,dan akan berbahagia hati ku mentap keadaanmu dalam kebahagiaan abadi,seperti roh yang menari melayang-layang di atas air ketika bumi di ciptakan,dan puluhan anak peri gaib menari-nari dengan kaki telanjang di ladang tuhan dengan bebasnya tanpa sehelai kerutan mengotori wajah-wajah riangnya,kemudian akan ku nyanyikan setiap lagu kebahagiaan di simfoni malamku,akan abadi rasaku menyentuh sanubari terdalamku,mengukir ribuan syair cinta ketika hujan turun,di binar-binar mata sang penuja hujan mulai ku temukan bias-bias warna dari lengkungan pelangi yang menggambarkan perasaanku,dan aku terguyur beribu inspirasi dalam dimensiku karenamu kekasihku,karena kau inspirasi terindah dalam nafasku,akan ku jadikan jubah terindah dari kiasan kata-kata indah ku,dan memahkotaimu dengan syair-syair nyanyian hatiku.”
Sekarang telah mampu ku jabarkan tentang makna cinta
yang berayun manja di ranting-ranting hati yang gundah,bersiul nakal risaukan ketenangan jiwa,namun cairkan hati-hati yang beku dalam kedamaian,dan telah mampu ku kalahkan juga hentakan angin timur yang murka,yang jatuhkan salju-salju hitam di atas ubun-ubunku,juga mampu melewati jalan yang di liputi duri-duri,berjalan menanjak mendaki gunung-gunung tinggi sendirian kemudian turun menuju kedalaman lembah yang bermuara di bendungan lengkungan terasingnya,semua mampu ku lewati meskipun derita kepedihan perjalananya masih menjalar di seluruh tubuhku,namun tetap lihatlah aku kekasihku dimana raga dan jiwaku masih menengadah di bawahmu,menjadi ekor yang menempel di belakangmu membuntutimu layaknya seorang anak bergayut di pangkuan ibunya,melupakan mimpi-mimpi sendiri yang lama mengikat nadi-nadi,dan masih menatap ketampanan dalam dirimu.
Kubutakan diriku,mencoba menikmati setiap godaan
setan yang merasuki pangkal dasar akal sehatku,berputar-putar melayang di atas dimensiku,membiusku dengan kekuatan pesona yang tersembunyi di dalam tubuhmu.
Kekasihku lihat aku sejenak,rasakn setiap nafasku
yang membelai bibir jiwa mu pahami setiap lekuk tubuhku,dan artikan setiap ratap mataku,mungkin aku pahami setiap rahasia yang tersembunyi di jiwamu,dan setiap resah yang membohongi hatimu.
Sang jiwa,tunggu aku sebentar,mengerti dan pahami
setiap langkah ku yang mulai melambat,karena aku lelah berada di lorong-lorong yang terjal di setiap perjalananku,yang membuat jiwa ku remuk dan hatiku tumpul,terikat pekat pesonamu dan hanya denganmu kemana roh ku pergi.
Kekasihku,temui aku di kedalaman jiwaku,
tempat di mana kematian memeluk kehidupan,dan aku takan beranjak dari sini,sebelum engkau mengatakan dengan terus terang bahwa jiwaku tujuan jiwamu.
Bisikan pada malam bahwa kau mampu jabarkan
setiap makna tentang cinta yang berbudak pada nafsu ketika ribuan setan meracik ramuan sambil berputar-putar menyanyikan persembahan kepada sang iblis,dan tentang aku yang berguling karena berseteru dengan waktu hanya ingin selalu menatapmu,menjadi bagian dari jiwamu,menjaga bagian di setiap rohmu yang terlelap,katakan kekasihku,dan aku akan simak dengan kesadaranku.
“dengarkan aku jiwa yang memikat,kemarin
aku telah berenang di kedalam langit dan membumbung di angkasa,melihat dawai-dawai tuhan yang agung dengan pesonanya, tlah mempu ku telan air liur yang mendesak di tenggorokanku akibat nafsu yang membakar gairahku,dan sampai saat ini aku masih menikmati setiap rangsangan birahi yang masih menggolak di ubun-ubunku bagai memberi kedudukan tertinggi di istana nirwana terindah,membiarkan aku memilih sesuka hati dawai-dawai tuhan yang aku mau,hingga mampu ku puaskan hasrat yang murka di dalam jiwaku,dan aku seperti pengembara menelusuri setiap hening-hening samudara terdalam.kesadaranku mengigau kelamaan,dan aku mengetahui yang terjadi di batas kesadaranku,bahwa aku berada dalam rating-ranting mimpi yang membius kesadaranku di bawah pengaruh persembahan setan kepada malam,dan dengarkan wahai jiwa yang mengikat,bahwa aku adalah tumbal yang di ambil setan dari dermaga kematian ketika masih sedang mesra mencumbu sang senja di atas perapihan kamar tidurku,untuk ia persembahkan kepada iblis yang menguasai semua rasa cemas dan penderitaan abadi,maka bukan dari jiwa ku yang sesungguhnya inginkan takdirmu menyembah jiwaku,hari ini aku menjumpai jiwa yang menjadi pemikat hatiku di atas pilar-pilar kerinduan yang siap merenggangkan kedua belah tangannya untuk mencumbuku,dan aku masih terbuai ciuman nafasnya di wajah-wajah ku”
Dia telah menjabarkan alkitab-alkitab dari hatinya
dan mampu ku terima dalam pengertianku.
“kekasihku hari ini telah kau jelaskan lewat bibir ranum mu
setiap keraguan yang mengikat akal sehatku dari kelamaan waktuku,kini ku rasakan jelas lorong yang menyempit di hatimu,dan ku rasakan jelas pesonamu yang mengambil panca indraku,mematahkan belenggu di kakiku,dan telah ku terima dalam pandanganku,ketika kau membanting cangkir yang berisi racun yang telah ku minum dan ku rasa manis di bibirku,masuk hingga tenggorokanku,dan mendesak bekukan hatiku,apa yang kau lakukan kekasihku ?? aku meminta kemerdekaanku,yang sempat berjaya tenangkan jiwaku,kekasihku mampu kah kau abadikan setiap kenangan yang ku beri untuk kau pajang di sudut-sudut hatimu ? mampu kah kau mengingat ketika masa tua mu nanti saat aku mulai merentangkan sayap-sayap ku untuk kesekian kalinya,dan ketika tangan yang kaku menempel di bahumu kemudian membisikan segala kegundahan yang bersemayam di antara hatiku,mampu kah kau kenang kekasihku segalalu sesuatunya ?? ketika aku berjalan mengikutimu menjadi seperti ekor mu yang menjelma menjadi roh bintang melata hanya untuk menjagamu dari kedekatan,kekasihku mampukah kau kembalikan setiap butiran cinta yang terkotori kemudian kau rapihkan kembali hingga menjadi sekokoh hati yang murni ? “
Dan telah ku jabarkan pula setiap pertanyaan dari hati
yang terdiam senyap di antara suara hati ketika berjalan di dalam kerapuhan.
“ wahai jiwa yang memikat,kekuatan aku mencintainya
bagaikan pasir menompang bendungan samudra di atasnya,dank ku dapatkan setiap keindahan di dalamnya,dan cintanya mampu mengalahkan kegelapan yang saat ini mengunci rohku disini,dan cintaku menompang harapanku.”
Masih di bawah malam kami berseteru
membela setiap hati yang tersakiti,dan aku menyadari tentang engkau kekasihku,tak pernah ada tentang hadirmu selama ini dengan nyata di depanku.hanya setan-setan liar mencuri pesonamu hingga mampu membutakan mata telanjangku,sang jiwa dengarkan aku begitupun kekasihku,baiknya aku pergi,mencari jiwa yang iba ketika meratap menatapku,dan berharap kearifan menemukanku di balik sayap-sayap yang pilu mendekap jiwaku,memekakan roh yang terasingi,sang jiwa kembalikan aku dalam keadaan sebelum waktu yang menguras air mataku,berikan aku satu jawaban atas perjalananku,karena manusia tidak mengetahui kapan sesuatu yang murni berubah menjadi sesuatu yang kotor atau sebaliknya.
Dan aku berkata, “ kesengsaraan adalah aku,
yang berayun di wajah-wajah samudra,rasakan setiap sentuhan butiran mata air dari langit,dan masih menyaksikan roh-roh yang menari melayang di atas air ketika bumi di ciptakan,dan merasakan setiap kehangatan dari golakan api matahari yang suci,dari kesengsaraan ku,ku rasakan gejolak rindu yang mengurung angan-angan liar di balik penjara jiwa.”
Sekarang aku telah jauh dari engkau kekasihku
maafkan aku,karena aku telah meninggalkanmu di kenangan masa laluku,namun kau tetap setengah bagian termanis dariku yang ku hilangkan ketika kita meninggalkan tangan tuhan pada kesempurnaan yang sama,dan merampas jiwamu melepaskannya dari ranting-ranting yang terikat oleh setan-setan pemuja,maafkan aku kekasihku atas segala ketidak setianku,karena dengan mu adalah kesengsaraanku,dan tuhan tau keksihku adalah kerapuhan ku didalam hati yang mati.
Di antara sejuta sayap malaikat aku terikat bersandar,
mengunci satu kerguan tentang aku yang berada di antara waktu mu kekasihku,dan kau memburu ku dengan sejuta pertanyaan mu tentang rasa yang semakin tumbuh dalam hati yang gersang,dan tentang arti cinta yang ku agungkan di depanmu,dan semakin rela ku buktikan karena keagungan kedudukannya,dan aku akan mengulangnya untuk mampu kau tafsirkan setiap makan yang tersirat dan dengarkan kekasihku tentang cinta yang bersuara di hatiku,simak dalam ketenangan jiwamu kekasihku,karena takan pernah ku ulang ucapanku.
“aku mencintaimu layaknya seorang ibu menyayangi anak
semata wayangnya,dan aku adalah sebagian rohmu yang akan mengikuti jejak liarmu,aku akan menjadi mata-mata jiwa yang mendamba senyummu,dan akan berbahagia hati ku mentap keadaanmu dalam kebahagiaan abadi,seperti roh yang menari melayang-layang di atas air ketika bumi di ciptakan,dan puluhan anak peri gaib menari-nari dengan kaki telanjang di ladang tuhan dengan bebasnya tanpa sehelai kerutan mengotori wajah-wajah riangnya,kemudian akan ku nyanyikan setiap lagu kebahagiaan di simfoni malamku,akan abadi rasaku menyentuh sanubari terdalamku,mengukir ribuan syair cinta ketika hujan turun,di binar-binar mata sang penuja hujan mulai ku temukan bias-bias warna dari lengkungan pelangi yang menggambarkan perasaanku,dan aku terguyur beribu inspirasi dalam dimensiku karenamu kekasihku,karena kau inspirasi terindah dalam nafasku,akan ku jadikan jubah terindah dari kiasan kata-kata indah ku,dan memahkotaimu dengan syair-syair nyanyian hatiku.”
Sekarang telah mampu ku jabarkan tentang makna cinta
yang berayun manja di ranting-ranting hati yang gundah,bersiul nakal risaukan ketenangan jiwa,namun cairkan hati-hati yang beku dalam kedamaian,dan telah mampu ku kalahkan juga hentakan angin timur yang murka,yang jatuhkan salju-salju hitam di atas ubun-ubunku,juga mampu melewati jalan yang di liputi duri-duri,berjalan menanjak mendaki gunung-gunung tinggi sendirian kemudian turun menuju kedalaman lembah yang bermuara di bendungan lengkungan terasingnya,semua mampu ku lewati meskipun derita kepedihan perjalananya masih menjalar di seluruh tubuhku,namun tetap lihatlah aku kekasihku dimana raga dan jiwaku masih menengadah di bawahmu,menjadi ekor yang menempel di belakangmu membuntutimu layaknya seorang anak bergayut di pangkuan ibunya,melupakan mimpi-mimpi sendiri yang lama mengikat nadi-nadi,dan masih menatap ketampanan dalam dirimu.
Kubutakan diriku,mencoba menikmati setiap godaan
setan yang merasuki pangkal dasar akal sehatku,berputar-putar melayang di atas dimensiku,membiusku dengan kekuatan pesona yang tersembunyi di dalam tubuhmu.
Kekasihku lihat aku sejenak,rasakn setiap nafasku
yang membelai bibir jiwa mu pahami setiap lekuk tubuhku,dan artikan setiap ratap mataku,mungkin aku pahami setiap rahasia yang tersembunyi di jiwamu,dan setiap resah yang membohongi hatimu.
Sang jiwa,tunggu aku sebentar,mengerti dan pahami
setiap langkah ku yang mulai melambat,karena aku lelah berada di lorong-lorong yang terjal di setiap perjalananku,yang membuat jiwa ku remuk dan hatiku tumpul,terikat pekat pesonamu dan hanya denganmu kemana roh ku pergi.
Kekasihku,temui aku di kedalaman jiwaku,
tempat di mana kematian memeluk kehidupan,dan aku takan beranjak dari sini,sebelum engkau mengatakan dengan terus terang bahwa jiwaku tujuan jiwamu.
Bisikan pada malam bahwa kau mampu jabarkan
setiap makna tentang cinta yang berbudak pada nafsu ketika ribuan setan meracik ramuan sambil berputar-putar menyanyikan persembahan kepada sang iblis,dan tentang aku yang berguling karena berseteru dengan waktu hanya ingin selalu menatapmu,menjadi bagian dari jiwamu,menjaga bagian di setiap rohmu yang terlelap,katakan kekasihku,dan aku akan simak dengan kesadaranku.
“dengarkan aku jiwa yang memikat,kemarin
aku telah berenang di kedalam langit dan membumbung di angkasa,melihat dawai-dawai tuhan yang agung dengan pesonanya, tlah mempu ku telan air liur yang mendesak di tenggorokanku akibat nafsu yang membakar gairahku,dan sampai saat ini aku masih menikmati setiap rangsangan birahi yang masih menggolak di ubun-ubunku bagai memberi kedudukan tertinggi di istana nirwana terindah,membiarkan aku memilih sesuka hati dawai-dawai tuhan yang aku mau,hingga mampu ku puaskan hasrat yang murka di dalam jiwaku,dan aku seperti pengembara menelusuri setiap hening-hening samudara terdalam.kesadaranku mengigau kelamaan,dan aku mengetahui yang terjadi di batas kesadaranku,bahwa aku berada dalam rating-ranting mimpi yang membius kesadaranku di bawah pengaruh persembahan setan kepada malam,dan dengarkan wahai jiwa yang mengikat,bahwa aku adalah tumbal yang di ambil setan dari dermaga kematian ketika masih sedang mesra mencumbu sang senja di atas perapihan kamar tidurku,untuk ia persembahkan kepada iblis yang menguasai semua rasa cemas dan penderitaan abadi,maka bukan dari jiwa ku yang sesungguhnya inginkan takdirmu menyembah jiwaku,hari ini aku menjumpai jiwa yang menjadi pemikat hatiku di atas pilar-pilar kerinduan yang siap merenggangkan kedua belah tangannya untuk mencumbuku,dan aku masih terbuai ciuman nafasnya di wajah-wajah ku”
Dia telah menjabarkan alkitab-alkitab dari hatinya
dan mampu ku terima dalam pengertianku.
“kekasihku hari ini telah kau jelaskan lewat bibir ranum mu
setiap keraguan yang mengikat akal sehatku dari kelamaan waktuku,kini ku rasakan jelas lorong yang menyempit di hatimu,dan ku rasakan jelas pesonamu yang mengambil panca indraku,mematahkan belenggu di kakiku,dan telah ku terima dalam pandanganku,ketika kau membanting cangkir yang berisi racun yang telah ku minum dan ku rasa manis di bibirku,masuk hingga tenggorokanku,dan mendesak bekukan hatiku,apa yang kau lakukan kekasihku ?? aku meminta kemerdekaanku,yang sempat berjaya tenangkan jiwaku,kekasihku mampu kah kau abadikan setiap kenangan yang ku beri untuk kau pajang di sudut-sudut hatimu ? mampu kah kau mengingat ketika masa tua mu nanti saat aku mulai merentangkan sayap-sayap ku untuk kesekian kalinya,dan ketika tangan yang kaku menempel di bahumu kemudian membisikan segala kegundahan yang bersemayam di antara hatiku,mampu kah kau kenang kekasihku segalalu sesuatunya ?? ketika aku berjalan mengikutimu menjadi seperti ekor mu yang menjelma menjadi roh bintang melata hanya untuk menjagamu dari kedekatan,kekasihku mampukah kau kembalikan setiap butiran cinta yang terkotori kemudian kau rapihkan kembali hingga menjadi sekokoh hati yang murni ? “
Dan telah ku jabarkan pula setiap pertanyaan dari hati
yang terdiam senyap di antara suara hati ketika berjalan di dalam kerapuhan.
“ wahai jiwa yang memikat,kekuatan aku mencintainya
bagaikan pasir menompang bendungan samudra di atasnya,dank ku dapatkan setiap keindahan di dalamnya,dan cintanya mampu mengalahkan kegelapan yang saat ini mengunci rohku disini,dan cintaku menompang harapanku.”
Masih di bawah malam kami berseteru
membela setiap hati yang tersakiti,dan aku menyadari tentang engkau kekasihku,tak pernah ada tentang hadirmu selama ini dengan nyata di depanku.hanya setan-setan liar mencuri pesonamu hingga mampu membutakan mata telanjangku,sang jiwa dengarkan aku begitupun kekasihku,baiknya aku pergi,mencari jiwa yang iba ketika meratap menatapku,dan berharap kearifan menemukanku di balik sayap-sayap yang pilu mendekap jiwaku,memekakan roh yang terasingi,sang jiwa kembalikan aku dalam keadaan sebelum waktu yang menguras air mataku,berikan aku satu jawaban atas perjalananku,karena manusia tidak mengetahui kapan sesuatu yang murni berubah menjadi sesuatu yang kotor atau sebaliknya.
Dan aku berkata, “ kesengsaraan adalah aku,
yang berayun di wajah-wajah samudra,rasakan setiap sentuhan butiran mata air dari langit,dan masih menyaksikan roh-roh yang menari melayang di atas air ketika bumi di ciptakan,dan merasakan setiap kehangatan dari golakan api matahari yang suci,dari kesengsaraan ku,ku rasakan gejolak rindu yang mengurung angan-angan liar di balik penjara jiwa.”
Sekarang aku telah jauh dari engkau kekasihku
maafkan aku,karena aku telah meninggalkanmu di kenangan masa laluku,namun kau tetap setengah bagian termanis dariku yang ku hilangkan ketika kita meninggalkan tangan tuhan pada kesempurnaan yang sama,dan merampas jiwamu melepaskannya dari ranting-ranting yang terikat oleh setan-setan pemuja,maafkan aku kekasihku atas segala ketidak setianku,karena dengan mu adalah kesengsaraanku,dan tuhan tau keksihku adalah kerapuhan ku didalam hati yang mati.
Kau
aku adalah setetes embun yang kau teguk dari ujung cangkir kehidupan
memuaskan hasrat yang terikat dalam gersang batinmu
memecahkan ego yang bersarang di sayapku
kau leburkan pasir-pasir dari mimpi-mimpi yang semakin menjulang
kemudian kau sebarkan setiap butiran-butiran kristal tuhan di atas altar yang lua
dengan segala pesona yang tuhan berikan di antara kepribadianmu
hingga mampu kau puaskan nafsu-nafsu kerinduan dari hati yang luka
dan kau adalah santunan yang sempurna di atas tangan-tangan sang musafir cinta
kau hati yang tuhan lepas di antara cahaya untuk menjaga setiap jiwa-jiwa yang hampa di bawah malam dan aku jiwa di antaranya :)
memuaskan hasrat yang terikat dalam gersang batinmu
memecahkan ego yang bersarang di sayapku
kau leburkan pasir-pasir dari mimpi-mimpi yang semakin menjulang
kemudian kau sebarkan setiap butiran-butiran kristal tuhan di atas altar yang lua
dengan segala pesona yang tuhan berikan di antara kepribadianmu
hingga mampu kau puaskan nafsu-nafsu kerinduan dari hati yang luka
dan kau adalah santunan yang sempurna di atas tangan-tangan sang musafir cinta
kau hati yang tuhan lepas di antara cahaya untuk menjaga setiap jiwa-jiwa yang hampa di bawah malam dan aku jiwa di antaranya :)
Persembahan Cinta
ketika senja mulai menengadah mengangkatkan keagungannya ..
menebarkan benih-benih untuk membuahi bunga-bunga di ladang tuhan . . .
dan membentuk gumpalan-gumpalan awan putih . .
dari cerobong-cerobong asap di antara rumah tua . .
dan wagi-wangi senja memanjakan waktuku . . .
kekasihku . .
datanglah di persimpangan waktumu .
karena esok waktu panen akan tiba . .
mari kita petik anggur-anggur dari perkebunan kehidupan . .
kemudian kita peras menjadi segelas anggur manis untuk kita persembahkan di antara malam . .
lalu kita berikan pada roh=roh angung . .
ketika persembahan di mulai untuk perjamuan menyambut para dewa_dwa cinta . .
kekasihku . .
kemudian pergilah bersamaku . . .
dan kita akan temukan jejak-jejak musim semi di padang luas . .
marilah mendaki bersamaku menuju dua bukit persatuan hingga puncak tertinggi . .
dan melihat bunga-bunga dalam hamparan hijau di sekeliling kita . . .
kekasihku , ,
mendekatlah di antaraku .
jangan biarkan nafas yang dingin memisahkan tubuh kita . .
dan jangan pula percikan matahari suci meleburkan kemesraan kita . .
kekasihku . .
ceritakan tentang apa yang telah berlalu . .
karena telingaku letih dengan cemoohan orang-orang yang murka di hadapan tuhan . .
kekasihku . .
tutp mataku dengan kedua tanganmu . .
karena tatapan marah cuaca membuat sedih jiwaku .
kekasihku . .
ciumlah aku . .
kerena salju telah menaklukan semuanya . .
dan peluklah aku .
sebelum tidur memelukku . .
karena angin timur mulai kembali . .
dan sungguh jauh pagi hari di dunia ini . .
ketika agin badai memadamkan metahari suci . .
dan jadilah lampu di sampingku kekasihku . .
karena kegelapan pasti akan kembali . .
kekasihku , , , ,
teman hidupku . .
yang padamkan ketergesaan api di dalam lautan birahi . .
dan yang cairkan kebekuan dalam kecemasan hati . . .
kekasihku ,. , ,
yang menyalakan rasa di antara jiwa-jiwaku . .
kemudian kau ambil pergi separuh ketidaksadaranku . . . .
kekasihku . . .
kau adalah jiwa yang tampan . .
menjulang tinggi memetik kejayaan di antara tangan-tangan tuhan . .
ketinggiannya mengalahkan pohon-pohon kehidupan yang tua di dalam lembah-lembah kearifan . . .
kekasihku . .
cintai ketulusanku . .
yang aku persembahkan di antara malammu . , ,
dan kasihi kesetiaanku . .
yang mengikat di antara bayanganmu . .
kekasihku . . .
santuni aku dengan kearifanmu . .
karena aku mulai terpuruk di antara ketidakberdayaanku . .
dan kata hati bagai pengadilan meski hakim nya lemah . .
mencoba menjatuhkan aku di antara penjara-penjara pesonamu . .
dan seorang algojo bagai pesandiwara di antara mata-mata para penghakim yang murka . .
kekasihku . .
lindungi aku dengan tangan-tanganmu . .
dekapa aku dan jangan lepaskan dengan kehangatanmu . .
karena lampu di hatiku telah padam . .
dan kegelapan mengunci mataku di antara keheningan . .
kekasihku . .
sadari keberadaanku .
di antara jiwamu . .
karena kita telah melewati kebersamaan . .
menari bersama jutaan roh-roh kematian di ladang tuhan . .
menyanyikan lagu kegembiraan ketika memetik anggur di padang tuhan . .
kekasihku . .
bingkai kenangan itu di antara kesadaranmu . .
dan rangkul aku di antara sayap-sayapmu . .
kemudian pilih aku sebagai dawai menemani simfonimu .
karena aku telah mengumpulkan kebahagiaan untuk aku persembahkan bagi hasratmu . . .
kekasihku . .
sungguh betapa aku mengagumi keberadaanmu . .
menebarkan benih-benih untuk membuahi bunga-bunga di ladang tuhan . . .
dan membentuk gumpalan-gumpalan awan putih . .
dari cerobong-cerobong asap di antara rumah tua . .
dan wagi-wangi senja memanjakan waktuku . . .
kekasihku . .
datanglah di persimpangan waktumu .
karena esok waktu panen akan tiba . .
mari kita petik anggur-anggur dari perkebunan kehidupan . .
kemudian kita peras menjadi segelas anggur manis untuk kita persembahkan di antara malam . .
lalu kita berikan pada roh=roh angung . .
ketika persembahan di mulai untuk perjamuan menyambut para dewa_dwa cinta . .
kekasihku . .
kemudian pergilah bersamaku . . .
dan kita akan temukan jejak-jejak musim semi di padang luas . .
marilah mendaki bersamaku menuju dua bukit persatuan hingga puncak tertinggi . .
dan melihat bunga-bunga dalam hamparan hijau di sekeliling kita . . .
kekasihku , ,
mendekatlah di antaraku .
jangan biarkan nafas yang dingin memisahkan tubuh kita . .
dan jangan pula percikan matahari suci meleburkan kemesraan kita . .
kekasihku . .
ceritakan tentang apa yang telah berlalu . .
karena telingaku letih dengan cemoohan orang-orang yang murka di hadapan tuhan . .
kekasihku . .
tutp mataku dengan kedua tanganmu . .
karena tatapan marah cuaca membuat sedih jiwaku .
kekasihku . .
ciumlah aku . .
kerena salju telah menaklukan semuanya . .
dan peluklah aku .
sebelum tidur memelukku . .
karena angin timur mulai kembali . .
dan sungguh jauh pagi hari di dunia ini . .
ketika agin badai memadamkan metahari suci . .
dan jadilah lampu di sampingku kekasihku . .
karena kegelapan pasti akan kembali . .
kekasihku , , , ,
teman hidupku . .
yang padamkan ketergesaan api di dalam lautan birahi . .
dan yang cairkan kebekuan dalam kecemasan hati . . .
kekasihku ,. , ,
yang menyalakan rasa di antara jiwa-jiwaku . .
kemudian kau ambil pergi separuh ketidaksadaranku . . . .
kekasihku . . .
kau adalah jiwa yang tampan . .
menjulang tinggi memetik kejayaan di antara tangan-tangan tuhan . .
ketinggiannya mengalahkan pohon-pohon kehidupan yang tua di dalam lembah-lembah kearifan . . .
kekasihku . .
cintai ketulusanku . .
yang aku persembahkan di antara malammu . , ,
dan kasihi kesetiaanku . .
yang mengikat di antara bayanganmu . .
kekasihku . . .
santuni aku dengan kearifanmu . .
karena aku mulai terpuruk di antara ketidakberdayaanku . .
dan kata hati bagai pengadilan meski hakim nya lemah . .
mencoba menjatuhkan aku di antara penjara-penjara pesonamu . .
dan seorang algojo bagai pesandiwara di antara mata-mata para penghakim yang murka . .
kekasihku . .
lindungi aku dengan tangan-tanganmu . .
dekapa aku dan jangan lepaskan dengan kehangatanmu . .
karena lampu di hatiku telah padam . .
dan kegelapan mengunci mataku di antara keheningan . .
kekasihku . .
sadari keberadaanku .
di antara jiwamu . .
karena kita telah melewati kebersamaan . .
menari bersama jutaan roh-roh kematian di ladang tuhan . .
menyanyikan lagu kegembiraan ketika memetik anggur di padang tuhan . .
kekasihku . .
bingkai kenangan itu di antara kesadaranmu . .
dan rangkul aku di antara sayap-sayapmu . .
kemudian pilih aku sebagai dawai menemani simfonimu .
karena aku telah mengumpulkan kebahagiaan untuk aku persembahkan bagi hasratmu . . .
kekasihku . .
sungguh betapa aku mengagumi keberadaanmu . .
Aku seorang Wanita Biasa
aku bertanya pada sang petang,mengapa hingga saat ini
perasaan yang telah menimbun kerinduan terus terabaikan ? sementara
sang harapan terus memenuhi ruang khayal ! aku bertanya pada sang
senja,mengapa sang rasa yang telah ku buang jauh bersama ketrgesaan
terus kembali dan kembali lagi,membuat aku lelah mengusir lagi . . dan
lagi . . . , aku bertanya pada sang malam,mengapa bayangan yang
membabibutakan akal sehat ini terus merajai singgasana hati yang tak
berdaya, . . namun sampai suara di dalam dadaku senyap dan tak
berdawai,hingga nafas ku tersenggal tak beraturan,aku tetap tak
menemukan apapun dalam perenunganku,hanya simphoni haru dalam sunyi
yang ku dengar begitu lembut mengikis jiwa yang tertidur dalam rindu
menahun, . . .
aku menikmati suguhan keindahan dari maha karya tuhan dalam pesonamu,hingga ku hafalkan bagaiman sudut-sudut senyummu yang meluluhlantahkan ketidakberdayaanku,membuat aku mengenal pesonamu tanpa harus dengan mataku,dari kejauhan di luar ketidaktahuanmu.aku begitu hafal bagaimana tegap bahumu menyongsong berani seperti mentari . . aku selalu menatapmu dari ketidaktahuanmu,memerhatikanmu hingga bayanganmu menghilang di hadapanku, tak jemu, apalagi lelah , , , aku dapat menebak suaramu tanpa melihatmu , , karena hingga saat ini suara dari bibir mu yang bergema memanggil sahabatmu terus terniang di telingaku, membuat aku merasa selalu dekat denganmu, dari kejauhan aku menyibukkan diriku sendiri untuk mencari celah hanya untuk menatapmu, tanpa kau ketahui tanpa aku sadari perasaan yang entah dari mana awalnya telah tumbuh menjadi segumpal cinta yang dewasa, tak dapat terhitung rindu dan inginku untuk menyentuhmu.
aku ingin menyampaikan perasaan yang aku nikmati sendiri ini, aku ingin kau pun menyadari keberadaanku, merasakan bersama apa yang aku rasakan, agar tindakanku tak terabaikan dan terhapus waktu.
aku ingin menyentuhmu, menatapmu lebih dekat lagi, aku ingin mendengar suaramu yang memanggil namaku, dan aku ingin menyimpan senyummu hanya untuk aku saja.
di dalam rongga dada ini tersesak nafas yang ingin ku hembuskan bersama kelu dan kesah yang meraja, aku ingin sekali saja menjadi seperti temanmu, sahabatmu, bahkan menjadi seperti seorang yang selalu kau fikirkan, hanya untuk meredamkan keinginanku dan rinduku, karena sungguh aku tak sanggup lagi menggenggam cinta yang entah akan ku kemanakan lagi.
aku akan berbesar hati jika bukan aku yang kau nanti, aku aku berkasih selalu jika kau hanya menjadikan aku pelarianmu, aku mungkin satu dari sekelompok wanita bodoh yang logikanya termakan bualan asmara, namun aku tetap takan peduli, meski semesta tak menyetujui kaidah cinta yang ku bawa bersama air mata, dan meski sejuta orang memaki, menertawakan aku sebagai seorang hawa yang begitu sederhana dan berbeda dengan mereka yang memiliki kemerlap pesona yang mampu memikat sang adam, aku tetap tak peduli, karena aku yang membesarkan sendiri anak-anak cintaku tanpa meminta belas kasih dari jiwa-jiwa sempurna yang mengelilingimu, aku akan menjaga selalu nafas panjang gairah asmara yang telah menciptakan rasa masa dahsyat terlahir untukmu, meski sadarku aku bukanlah sang hawa yang kau impikan dalam doa, dan tak ada satu helaipun kesempurnaan menutupi ketidaksempurnaanku, meskipun aku takan mempu menciptakan pujian-pujian dari teman, sahabat, dan hatimu karena ku pilih untuk ku cintai, namun kenanglah kasih aku yang tulus sendiri, aku yang miliki kerinduan yang sempuran dan cinta kasih yang suci yang takan kau temui kemanapun kau mencari, pahamilah sang adam bahwa hatiku bukanlah tempat untuk kau hindari apalagi kau tuangkan secangkir benci karena sang pemilik nyawa akan murka jika anugrahnya terkotori hati yang tak miliki hati yang iba, aku takan menimbun dendam karena aku sangat sangat mengerti mengapa hingga saat ini engkau masih mengabaikan perihal kasih yang ku suguhkan tulus, karena aku tak dapat membuatmu bangga dengan ketidak sempurnaanku, namun jangan sekali terlintas dalam benakmu unutk membenciku karena aku mencintaimu, karena sesungguhnya wanita biasa seperti aku yang engkau butuhkan kelak jika sang pemilik nyawa menakdirkan kesempurnaanmu tenggelam bersama keangkuhanmu, karena engkau akan menjadi sederhana pula seperti aku, :)
semua akan terus berubah selagi nafas-nafas kehidupan masih menyapu debu-debu perjalanan panjang :)
aku menikmati suguhan keindahan dari maha karya tuhan dalam pesonamu,hingga ku hafalkan bagaiman sudut-sudut senyummu yang meluluhlantahkan ketidakberdayaanku,membuat aku mengenal pesonamu tanpa harus dengan mataku,dari kejauhan di luar ketidaktahuanmu.aku begitu hafal bagaimana tegap bahumu menyongsong berani seperti mentari . . aku selalu menatapmu dari ketidaktahuanmu,memerhatikanmu hingga bayanganmu menghilang di hadapanku, tak jemu, apalagi lelah , , , aku dapat menebak suaramu tanpa melihatmu , , karena hingga saat ini suara dari bibir mu yang bergema memanggil sahabatmu terus terniang di telingaku, membuat aku merasa selalu dekat denganmu, dari kejauhan aku menyibukkan diriku sendiri untuk mencari celah hanya untuk menatapmu, tanpa kau ketahui tanpa aku sadari perasaan yang entah dari mana awalnya telah tumbuh menjadi segumpal cinta yang dewasa, tak dapat terhitung rindu dan inginku untuk menyentuhmu.
aku ingin menyampaikan perasaan yang aku nikmati sendiri ini, aku ingin kau pun menyadari keberadaanku, merasakan bersama apa yang aku rasakan, agar tindakanku tak terabaikan dan terhapus waktu.
aku ingin menyentuhmu, menatapmu lebih dekat lagi, aku ingin mendengar suaramu yang memanggil namaku, dan aku ingin menyimpan senyummu hanya untuk aku saja.
di dalam rongga dada ini tersesak nafas yang ingin ku hembuskan bersama kelu dan kesah yang meraja, aku ingin sekali saja menjadi seperti temanmu, sahabatmu, bahkan menjadi seperti seorang yang selalu kau fikirkan, hanya untuk meredamkan keinginanku dan rinduku, karena sungguh aku tak sanggup lagi menggenggam cinta yang entah akan ku kemanakan lagi.
aku akan berbesar hati jika bukan aku yang kau nanti, aku aku berkasih selalu jika kau hanya menjadikan aku pelarianmu, aku mungkin satu dari sekelompok wanita bodoh yang logikanya termakan bualan asmara, namun aku tetap takan peduli, meski semesta tak menyetujui kaidah cinta yang ku bawa bersama air mata, dan meski sejuta orang memaki, menertawakan aku sebagai seorang hawa yang begitu sederhana dan berbeda dengan mereka yang memiliki kemerlap pesona yang mampu memikat sang adam, aku tetap tak peduli, karena aku yang membesarkan sendiri anak-anak cintaku tanpa meminta belas kasih dari jiwa-jiwa sempurna yang mengelilingimu, aku akan menjaga selalu nafas panjang gairah asmara yang telah menciptakan rasa masa dahsyat terlahir untukmu, meski sadarku aku bukanlah sang hawa yang kau impikan dalam doa, dan tak ada satu helaipun kesempurnaan menutupi ketidaksempurnaanku, meskipun aku takan mempu menciptakan pujian-pujian dari teman, sahabat, dan hatimu karena ku pilih untuk ku cintai, namun kenanglah kasih aku yang tulus sendiri, aku yang miliki kerinduan yang sempuran dan cinta kasih yang suci yang takan kau temui kemanapun kau mencari, pahamilah sang adam bahwa hatiku bukanlah tempat untuk kau hindari apalagi kau tuangkan secangkir benci karena sang pemilik nyawa akan murka jika anugrahnya terkotori hati yang tak miliki hati yang iba, aku takan menimbun dendam karena aku sangat sangat mengerti mengapa hingga saat ini engkau masih mengabaikan perihal kasih yang ku suguhkan tulus, karena aku tak dapat membuatmu bangga dengan ketidak sempurnaanku, namun jangan sekali terlintas dalam benakmu unutk membenciku karena aku mencintaimu, karena sesungguhnya wanita biasa seperti aku yang engkau butuhkan kelak jika sang pemilik nyawa menakdirkan kesempurnaanmu tenggelam bersama keangkuhanmu, karena engkau akan menjadi sederhana pula seperti aku, :)
semua akan terus berubah selagi nafas-nafas kehidupan masih menyapu debu-debu perjalanan panjang :)
Bukan seperti Aku
" bukan seperti aku"
oleh Rahma Ama pada 23 Februari 2011 pukul 2:11 ·
menatap di bawah peraduan senja bagaimana langit yang memucat
membendung gumpalan binar-binar haru di mata cakrawala
lihatlah ketika sang tangan perkasa sang malam menunjuk kearahku
menyandraku layaknya seorang pencuri roti dari kastil tuhan
mnuliskan dan mentakdirkan sendiri hukum-hukum kehidupan
tanpa belas kasih dan perasaan iba
ia bukanlah seperti aku
adalah dia jiwa yang mengamuk ketika badai membawa makan malamnya
ia bukanlah seperti aku
karena aku takan mungkin mengumpulkan jasad-jasad sang pemberontak untuk aku hapuskan hukum-hukum yang tersurat di atas semesta akhirat
dan ia bukanlah seperti aku
yang mata batinnya buta dan telinga jiwa nya tuli, bukanlah seperti aku yang fikirannya melambung sendiri tanpa menggiring sang kesalahan yang menjadi penguntit
aku bukanlah seperti dia
adalah dia sang luka yang menghakimi masa.
tanpa belas kasih dan perasaan iba.
Tentang Hidup dalam nalarku
sebuah pemahaman ku tanam dalam pendirian,ini adalah berbicara tentang kehidupan yang alurnya hanya dalam kebisuan
.
kehidupan adalah rahim bagi anak-anak kesengsaraan,kebahagiaan,kebingungan,ketergesaan,dan suatu pelajaran adalah ibu terbaik bagi sebuah perjalanan.
sang khalifah hanya tokoh utama bagi sang pemilik nyawa,memainkan semua peran drama bagi panggung sandiwara sebuah cerita yang panjang dan nyata.
khalifah yang angkuh,yang terlena oleh sang keangkuhan yang memanjakannya oleh seribu kerlipan berlian,semua risalah dan hukum-hukum dunia ia hapuskan sendiri oleh tangan penjilat,dan norma-norma alam ia abaikan oleh cibiran yang keji dan tak bermoral di hati sang fakir, ia hanya memadukan sendiri dirinya di kelompok khalifah-khalifah penting di mata dunia, dan berseteru dengan pemilik-pemilik gedung pencakar langit, intan berlian, emas perak, dan gubuk-gubuik megah, tak ingin rasanya ia menoleh ke hamparan dunia bagian bawah di mana kehidupan yang tak adil berseteru dengan jasad-jasad yang membujur kaku.
khalifah yang sederhana, hanya bergelut dalam sandang pangan yang mencukupi perut-perut rakus anak,istri,dan dirinya sendiri, hati yang lembut dan ibanya melambung menatap kolong-kolong langit tempat dimana mayat-mayat hidup berbalut kulit kering dan air mata,menyaksikan penjajahan dunia yang berdiri di bawah kaki sang pemimpin yang mengaku penuh kasih dan peduli, hanya angan-angan semu yang ada dalam jiwa sang khalifah sederhana untuk menyisihkan sebiji nasi untuk di bagi,sementara anggota keluarganya mengirit untuk kehidupan selanjutnya.
khalifah yang fakir, hanya bersanda gurau dengan kehidupan yang menyayat batin mereka, membiarkannya berseteru dan berteman baik dengan suka cita dalam nestapa, angan dan harap ia buang jauh kerena melihat dunia yang berada di genggaman pemilik gubuk-gubuk megah, menyakini bahawa tak ada keadilan dalam kehidupan yang memaksa mereka untuk bertemu dengan hari esok lagi dan lagi, sementara tak ada bekal di atas meja usang, hanya piring-piring bersih tak ternoda sedikitpun oleh biji-biji nasi suci, semua pertanyaan mengarah pada sang pemilik nyawa, namun jawaban yang membisu ia terjemahkan dalam artian yang nyata, "bersabar dalam mencoba" harus berrapa lama lagi ? sementara suara yang terdengar hanya tangisan lebut sang istri,dan jerit perih anak-anak yang haru, memenggil lebih keras lagi dan mengatakan " ayah, apakah aku sudah boleh makan hari ini ? kemarin ayah mengatakan belum saat nya, apakah hari ini ayah akan mengatakannya lagi ? mengapa hanya untuk mqkan saja harus menunggu waktu ? sementara di luar sana mereka dapat memilih makanan apapun dan memakannya tanpa menunggu waktu",mendengar perkataan yang perih itu mungkin hatinya mengerutu lebih keras dari sebelumnya, mengingat anak dan istri seperti sekarat dalam ruang yang beralas tanah dan langit-langit luas, sementara perut-perut mereka sudah tak bersabar dan murka membuat beribu-ribu virus dan penyakit menyetubuhi raganya, sementara tak ada daya untuk merubah, dengan air mata dan suara senyap sambil menyaksikan satu persatu anggota kelurganya pergi meninggalkan dunia menuju rumah tuhan dengan kulit kering tanpa daging, semua pemahaman bagi ia hanya kerangaka penyesalan mengapa tak dapat seperti mereka, semua kebencian dalam pengandaian sudah ia lontarkan dan perdengarkan pada alam semesta, sementara tak ada yang terubah sedikitpun oleh nya, hanya menunggu waktu sang pemilik nyawa untuk menyebutkan namanya, mempertemukan lagi ia bersama keluarganya, di tempat yang semuanya sama, di rumah tuhan dan seribu khaliah terbaik.
stuktur kehidupan ini mengapa harus berbeda ? mengapa harus ada yang terbuang oleh waktu dengan cara yang nista ?
sementara yang angkuh tatap berjaya, berseteru dengan sang kaya raya, merayakan kematian sang fakir dengan anggur-anggur kemegahan di atas altar merah yang mahal, sementara pilar-pilar iman takkokoh di hati mereka ?
tak ada iba , tak ada haru , semua omong kosong bukan ? di hati sang fakir ? dari bibir sang pemimpin !!
lihat di belahan dunia lain wahai sang pemilik gubuk-gubuk megah yang angkuh !! lihat oleh iman mu !
betapa berserakan anak-anak yang riang tanpa dosa berlari dengan bekal hampa tanpa berseteru dengan ilmu, sementara beberapa keluarga disana menunggu datangnya sandang pangan sisa dari bibir-bibirmu yang engkau beli dan tak selera denga lidah mu, kau buang dan kau singkirkan dari mejamu tanpa memikirkan mereka belum mampu sepertimu !
mana sang pemimpin yang di hati sang fakir di agungkan ? yang di jadikan satu-satunya penolong untuk hari esoknya ?
HANYA OMONG KOSONG !! bagaimana janji yang mereka umbar di atas meja besar di depan dunia ? apa hanya kepalsuan yang tersembunyi di mimik-mimik bijak dan peduli ?? bagaimana hari esok bagi sang fakir ? apa akan ada nafas yang tersisa ? jika dunia meyekap nafas mereka oleh janji-janji yang mendusta ?
.
kehidupan adalah rahim bagi anak-anak kesengsaraan,kebahagiaan,kebingungan,ketergesaan,dan suatu pelajaran adalah ibu terbaik bagi sebuah perjalanan.
sang khalifah hanya tokoh utama bagi sang pemilik nyawa,memainkan semua peran drama bagi panggung sandiwara sebuah cerita yang panjang dan nyata.
khalifah yang angkuh,yang terlena oleh sang keangkuhan yang memanjakannya oleh seribu kerlipan berlian,semua risalah dan hukum-hukum dunia ia hapuskan sendiri oleh tangan penjilat,dan norma-norma alam ia abaikan oleh cibiran yang keji dan tak bermoral di hati sang fakir, ia hanya memadukan sendiri dirinya di kelompok khalifah-khalifah penting di mata dunia, dan berseteru dengan pemilik-pemilik gedung pencakar langit, intan berlian, emas perak, dan gubuk-gubuik megah, tak ingin rasanya ia menoleh ke hamparan dunia bagian bawah di mana kehidupan yang tak adil berseteru dengan jasad-jasad yang membujur kaku.
khalifah yang sederhana, hanya bergelut dalam sandang pangan yang mencukupi perut-perut rakus anak,istri,dan dirinya sendiri, hati yang lembut dan ibanya melambung menatap kolong-kolong langit tempat dimana mayat-mayat hidup berbalut kulit kering dan air mata,menyaksikan penjajahan dunia yang berdiri di bawah kaki sang pemimpin yang mengaku penuh kasih dan peduli, hanya angan-angan semu yang ada dalam jiwa sang khalifah sederhana untuk menyisihkan sebiji nasi untuk di bagi,sementara anggota keluarganya mengirit untuk kehidupan selanjutnya.
khalifah yang fakir, hanya bersanda gurau dengan kehidupan yang menyayat batin mereka, membiarkannya berseteru dan berteman baik dengan suka cita dalam nestapa, angan dan harap ia buang jauh kerena melihat dunia yang berada di genggaman pemilik gubuk-gubuk megah, menyakini bahawa tak ada keadilan dalam kehidupan yang memaksa mereka untuk bertemu dengan hari esok lagi dan lagi, sementara tak ada bekal di atas meja usang, hanya piring-piring bersih tak ternoda sedikitpun oleh biji-biji nasi suci, semua pertanyaan mengarah pada sang pemilik nyawa, namun jawaban yang membisu ia terjemahkan dalam artian yang nyata, "bersabar dalam mencoba" harus berrapa lama lagi ? sementara suara yang terdengar hanya tangisan lebut sang istri,dan jerit perih anak-anak yang haru, memenggil lebih keras lagi dan mengatakan " ayah, apakah aku sudah boleh makan hari ini ? kemarin ayah mengatakan belum saat nya, apakah hari ini ayah akan mengatakannya lagi ? mengapa hanya untuk mqkan saja harus menunggu waktu ? sementara di luar sana mereka dapat memilih makanan apapun dan memakannya tanpa menunggu waktu",mendengar perkataan yang perih itu mungkin hatinya mengerutu lebih keras dari sebelumnya, mengingat anak dan istri seperti sekarat dalam ruang yang beralas tanah dan langit-langit luas, sementara perut-perut mereka sudah tak bersabar dan murka membuat beribu-ribu virus dan penyakit menyetubuhi raganya, sementara tak ada daya untuk merubah, dengan air mata dan suara senyap sambil menyaksikan satu persatu anggota kelurganya pergi meninggalkan dunia menuju rumah tuhan dengan kulit kering tanpa daging, semua pemahaman bagi ia hanya kerangaka penyesalan mengapa tak dapat seperti mereka, semua kebencian dalam pengandaian sudah ia lontarkan dan perdengarkan pada alam semesta, sementara tak ada yang terubah sedikitpun oleh nya, hanya menunggu waktu sang pemilik nyawa untuk menyebutkan namanya, mempertemukan lagi ia bersama keluarganya, di tempat yang semuanya sama, di rumah tuhan dan seribu khaliah terbaik.
stuktur kehidupan ini mengapa harus berbeda ? mengapa harus ada yang terbuang oleh waktu dengan cara yang nista ?
sementara yang angkuh tatap berjaya, berseteru dengan sang kaya raya, merayakan kematian sang fakir dengan anggur-anggur kemegahan di atas altar merah yang mahal, sementara pilar-pilar iman takkokoh di hati mereka ?
tak ada iba , tak ada haru , semua omong kosong bukan ? di hati sang fakir ? dari bibir sang pemimpin !!
lihat di belahan dunia lain wahai sang pemilik gubuk-gubuk megah yang angkuh !! lihat oleh iman mu !
betapa berserakan anak-anak yang riang tanpa dosa berlari dengan bekal hampa tanpa berseteru dengan ilmu, sementara beberapa keluarga disana menunggu datangnya sandang pangan sisa dari bibir-bibirmu yang engkau beli dan tak selera denga lidah mu, kau buang dan kau singkirkan dari mejamu tanpa memikirkan mereka belum mampu sepertimu !
mana sang pemimpin yang di hati sang fakir di agungkan ? yang di jadikan satu-satunya penolong untuk hari esoknya ?
HANYA OMONG KOSONG !! bagaimana janji yang mereka umbar di atas meja besar di depan dunia ? apa hanya kepalsuan yang tersembunyi di mimik-mimik bijak dan peduli ?? bagaimana hari esok bagi sang fakir ? apa akan ada nafas yang tersisa ? jika dunia meyekap nafas mereka oleh janji-janji yang mendusta ?

Tentang kebenaran
tentang kebenaran yang akan aku perdengarkan pada telinga
semesta di hadapan mu sang jiwa yang memikat,dengarakan dengan
kesadaranmu,karena aku takan ulangi untuk yang kesekian kali lagi :')
" wahai semesta yang telinganya memandang bingung ke arahku,wahai sang malam yang mata liar nya menjamah jasadku, DENGARKAN,saat ini di dalam hati ini aku telah memilih jiwa yang ku damba dalam setiap doa, aku telah berani mencintainya bahkan ketika aku belum pernah bertemu dan menganalnya, jika semesta akhirat menentang pengakuanku, maka aku akan menciptakan sendiri hukum-hukum kaidah cinta di atas kitab-kitab syurgawi, tanpa pemahaman bagaimana cinta itu terlahir menjadi begitu sempurna dan menjadi begitu berani menentang norma-norma realita, aku akan membesarkan sendiri anak-anak cinta yang ku lahirkan dalam rahim hatiku, aku akan menyampaikan pada sang jiwa yang memikat hatiku ini, disana di tempat yang akan ku cari sendiri, dan jika ia tak menerima dalam kelapangan dada nya, maka aku takan menghapuskan gairah asmara yang berkobar di dalam nadiku, aku tetap akan menyajikan hidangan-hidangan kasih sayang suci dalam setiap paginya, dan menyiapkan sepiring cinta dan secangkir kehangatan asmara dalam setiap malamnya, agar setiap hela nafasnnya mengalir cintaku "
tentang kebenaran yang ku perdengarkan pada semsta dengan berani, tanpa takut terluka, !!
" cinta yang tak pernah ku undang hadirnya,cinta yang tak pernah ku harapkan keberadaannya, telah memenuhi hatiku, membabibutakan akal sehatku, cinta yang ku cari-cari artinya, membuat aku menggauli ketidakpahaman sejati, bagaimana cinta memilih hati yang tak pernah ku jamah sebelumnya, bagaimana cinta memilih jasad yang tak pernah ku sentuh sebelumnya, dan bagaimana cinta telah berani mengharap hati yang tak pernah ku kenal sebelumnya, . . perasaan yang membuat aku gila , membuat tertawa ketika membayangkan wajah yang tersenyum yang tercipta oleh imajiku, merasakan sendiri dengan bayanganku bagaimana bibir yang ranum menyentuh ketidakberdayaanku, semua membuat aku terhanyut oleh asmara yang ku ciptakan sendiri " !!!
" aku ingin berbagi, tapi harus kemana aku mencari, ? " !!!
" wahai semesta yang telinganya memandang bingung ke arahku,wahai sang malam yang mata liar nya menjamah jasadku, DENGARKAN,saat ini di dalam hati ini aku telah memilih jiwa yang ku damba dalam setiap doa, aku telah berani mencintainya bahkan ketika aku belum pernah bertemu dan menganalnya, jika semesta akhirat menentang pengakuanku, maka aku akan menciptakan sendiri hukum-hukum kaidah cinta di atas kitab-kitab syurgawi, tanpa pemahaman bagaimana cinta itu terlahir menjadi begitu sempurna dan menjadi begitu berani menentang norma-norma realita, aku akan membesarkan sendiri anak-anak cinta yang ku lahirkan dalam rahim hatiku, aku akan menyampaikan pada sang jiwa yang memikat hatiku ini, disana di tempat yang akan ku cari sendiri, dan jika ia tak menerima dalam kelapangan dada nya, maka aku takan menghapuskan gairah asmara yang berkobar di dalam nadiku, aku tetap akan menyajikan hidangan-hidangan kasih sayang suci dalam setiap paginya, dan menyiapkan sepiring cinta dan secangkir kehangatan asmara dalam setiap malamnya, agar setiap hela nafasnnya mengalir cintaku "
tentang kebenaran yang ku perdengarkan pada semsta dengan berani, tanpa takut terluka, !!
" cinta yang tak pernah ku undang hadirnya,cinta yang tak pernah ku harapkan keberadaannya, telah memenuhi hatiku, membabibutakan akal sehatku, cinta yang ku cari-cari artinya, membuat aku menggauli ketidakpahaman sejati, bagaimana cinta memilih hati yang tak pernah ku jamah sebelumnya, bagaimana cinta memilih jasad yang tak pernah ku sentuh sebelumnya, dan bagaimana cinta telah berani mengharap hati yang tak pernah ku kenal sebelumnya, . . perasaan yang membuat aku gila , membuat tertawa ketika membayangkan wajah yang tersenyum yang tercipta oleh imajiku, merasakan sendiri dengan bayanganku bagaimana bibir yang ranum menyentuh ketidakberdayaanku, semua membuat aku terhanyut oleh asmara yang ku ciptakan sendiri " !!!
" aku ingin berbagi, tapi harus kemana aku mencari, ? " !!!
Ayah 3
aku adalah suara kerapuhan, yang di perdengarkan sang malam
pada telinga semesta, dan aku adalah rintihan jiwa, yang bergetar
seraya angin malam membelai samudra, aku adalah kesunyian yang abadi,
tanpa teman, tanpa tujuan.
ketika kau pergi dalam peraduan siang dan malam hari.
ayah, kau tenggelam dan tanpa kembali
bersama cahaya purnama yang tertidur di atas muka samudra
tanpa suara, tanpa rajutan mimpi, kau pergi
meninggalkan air mata, tanpa cerita untuk kami kenang
hanya sentuhan yang sedingin ajal, menggetarkan hasrat kehilangan
ayah, sekeras ini kah curam kehidupan yang menanti hamba-hamba allah.
sepedih inikah tawa dan canda yang tersampaikan lewat anak-anak manusia di antara perasaanku ?
ayah, tatkala aku merindu, harus ku apakan pecikan air mata yang membendung di antara kelopak mataku ini ?
aku sendiri, dalam jalan setapak yang tak pasti, aku di dzolimi bibir-bibir beracun sang penguasa,
aku tak bisa lagi mengadu dan terlindungi, engkau yang hanya dapat menatap dari angkasa tanpa dapat menyentuhku, sementara aku takan pernah dapat menatap bahkan menyentuhmu, ayah aku telah sekarat dalam rinduku, tak pernah rindu ini beristirahat sejenak untuk mengerti lelahku, karena engkau tak pernah hadir dalam mimpiku.
ayah, tersampaikan kah penderitaan yang hakiki ini dalam doa ku ?
buat aku percaya, bahwa engkau tidak sedang menangis merasakan kesakitanku disini, tetap jaga selalu senyummu, meskipun sulit kerikil kehidupan yang kau tinggalkan disini untukku, percayalah aku mampu lewati karena engkau tujuanku ayah, kita akan bersama, mengakhiri penantian dan kesedihanku, di rumah allah yang abadi, dan kita akan mulai menyanyikan tembang-tembang kebahagiaan dan memperdengarkannya pada telinga semesta, kemudian kita akan menyombongkan kepada anak-anak manusia yang nista dan licik, memperlihatkan bahwa aku dapat tersenyum seraya semua telah dalam kebebasan dan kebahagiaan yang kudus.
ayah, aku merindukanmu, datanglah satu detik saja dalam nafasku, aku ingin mengenalmu, agar aku dapat mengenangmu, aku tak ingin melupakanmu, dan aku tak ingin terlupakanmu.
ketika kau pergi dalam peraduan siang dan malam hari.
ayah, kau tenggelam dan tanpa kembali
bersama cahaya purnama yang tertidur di atas muka samudra
tanpa suara, tanpa rajutan mimpi, kau pergi
meninggalkan air mata, tanpa cerita untuk kami kenang
hanya sentuhan yang sedingin ajal, menggetarkan hasrat kehilangan
ayah, sekeras ini kah curam kehidupan yang menanti hamba-hamba allah.
sepedih inikah tawa dan canda yang tersampaikan lewat anak-anak manusia di antara perasaanku ?
ayah, tatkala aku merindu, harus ku apakan pecikan air mata yang membendung di antara kelopak mataku ini ?
aku sendiri, dalam jalan setapak yang tak pasti, aku di dzolimi bibir-bibir beracun sang penguasa,
aku tak bisa lagi mengadu dan terlindungi, engkau yang hanya dapat menatap dari angkasa tanpa dapat menyentuhku, sementara aku takan pernah dapat menatap bahkan menyentuhmu, ayah aku telah sekarat dalam rinduku, tak pernah rindu ini beristirahat sejenak untuk mengerti lelahku, karena engkau tak pernah hadir dalam mimpiku.
ayah, tersampaikan kah penderitaan yang hakiki ini dalam doa ku ?
buat aku percaya, bahwa engkau tidak sedang menangis merasakan kesakitanku disini, tetap jaga selalu senyummu, meskipun sulit kerikil kehidupan yang kau tinggalkan disini untukku, percayalah aku mampu lewati karena engkau tujuanku ayah, kita akan bersama, mengakhiri penantian dan kesedihanku, di rumah allah yang abadi, dan kita akan mulai menyanyikan tembang-tembang kebahagiaan dan memperdengarkannya pada telinga semesta, kemudian kita akan menyombongkan kepada anak-anak manusia yang nista dan licik, memperlihatkan bahwa aku dapat tersenyum seraya semua telah dalam kebebasan dan kebahagiaan yang kudus.
ayah, aku merindukanmu, datanglah satu detik saja dalam nafasku, aku ingin mengenalmu, agar aku dapat mengenangmu, aku tak ingin melupakanmu, dan aku tak ingin terlupakanmu.
Puisi Senja
Puisi senja yang menawan
berbait melodi sang kesakitan
dan syairnya rintihan kelembutan
menengadah pada haluan kerapuhan
puisi senja yang haru
terisak panah rindu yang membisu
mengibaskan perihal angan-angan kelam
pada kisah klasik anak-anak adam
puisi senja yang terbawa masa
hangat kisahnya kini menjadi tawa
pada kenangan-kenangan semesta
untuk anak manusia yang hatinya terluka
puisi senja yang menjadi nyawa
pada sang kesakitan yang meraja
di bahtera jiwa sang aku
yang jasadnya terabaikan mereka
puisi senja yang menjadi rekaman nyawa
pada hari pengabdian ketika aku dan mereka tak berdaya
di hadapan nirwana sang Khaliq
dan ia akan bersuara
menghakimi kembali ulasan nyawa yang berperan raga
tentang bagaimana hati dan air matanya ter dzhalimi
karena puisi senja telah mengalahkan siang dan malam hari
untuk sebuah hati yang tersakiti.
berbait melodi sang kesakitan
dan syairnya rintihan kelembutan
menengadah pada haluan kerapuhan
puisi senja yang haru
terisak panah rindu yang membisu
mengibaskan perihal angan-angan kelam
pada kisah klasik anak-anak adam
puisi senja yang terbawa masa
hangat kisahnya kini menjadi tawa
pada kenangan-kenangan semesta
untuk anak manusia yang hatinya terluka
puisi senja yang menjadi nyawa
pada sang kesakitan yang meraja
di bahtera jiwa sang aku
yang jasadnya terabaikan mereka
puisi senja yang menjadi rekaman nyawa
pada hari pengabdian ketika aku dan mereka tak berdaya
di hadapan nirwana sang Khaliq
dan ia akan bersuara
menghakimi kembali ulasan nyawa yang berperan raga
tentang bagaimana hati dan air matanya ter dzhalimi
karena puisi senja telah mengalahkan siang dan malam hari
untuk sebuah hati yang tersakiti.
Yang terabaikan
kepingan hati sang hamba telah terbuang
terbuang makna seorang anak manusia pendusta
kini tlah menjadi usang, mungkin pula terbuang
perasaan cinta dan kasih sayang yang mengantariksa
kasih lihatlah
perilah mimpi yang menjadi ilusi
serta merta menghancurkan sanubari
ya mungkin engkau tersenyum, menatap bagaimana aku menari terluka bersama derita
kini semua menjadi percuma
tembang-tembang cinta yang aku perdengarkan
serta doa-doa kudus kasih sayang yang ku panjatkan untuk hari siang dan malammu
kini akan menjadi lagu lama yang haru
kini aku takan mampu lagi bergegas
untuk mengumpulkan serpihan ketegaran dalam kerapuhan
dan mencoba melupakan bayangan-bayangan wajah yang setiap harinya menggairahkan senyumku
takan mampu lagi . .
karena separuh nafas cinta kehidupanku
telah menjadi sebagian nyawamu
walau dalam ketidaktahuanmu
terbuang makna seorang anak manusia pendusta
kini tlah menjadi usang, mungkin pula terbuang
perasaan cinta dan kasih sayang yang mengantariksa
kasih lihatlah
perilah mimpi yang menjadi ilusi
serta merta menghancurkan sanubari
ya mungkin engkau tersenyum, menatap bagaimana aku menari terluka bersama derita
kini semua menjadi percuma
tembang-tembang cinta yang aku perdengarkan
serta doa-doa kudus kasih sayang yang ku panjatkan untuk hari siang dan malammu
kini akan menjadi lagu lama yang haru
kini aku takan mampu lagi bergegas
untuk mengumpulkan serpihan ketegaran dalam kerapuhan
dan mencoba melupakan bayangan-bayangan wajah yang setiap harinya menggairahkan senyumku
takan mampu lagi . .
karena separuh nafas cinta kehidupanku
telah menjadi sebagian nyawamu
walau dalam ketidaktahuanmu
Seorang Terkasih
seorang terkasih betanya kepada siang hari " wahai siang hari, tahukah engkau kemana perginya ketenangan yang hakiki ? "
namun siang hari tetap diam dalam pesona sang surya yang anggun, tetap bersahaja dan tangguh bertahtakan cahaya dunia ialah sang surya yang menjadi lentera jiwa-jiwa yang buta.
kemudian ia bertanya pada senja " wahai sang senja, tahukah engkau kemana perginya ketenangan yang hakiki ? "
namun sang senja masih tetap diam dalam keemasan siluetnya yang elok, dalam keheningan yang syahdu.
seorang terkasih yang malang itu kemudian berhenti dalam separuh perjalanannya, ia bersandar pada dermaga yang usang, sejenak memejamkan kedua matanya, hatinya mengaduh, merontak, berdebat pada satu emosi dan ambisi, perjalanan seorang terkasih yang tanpa tuan, untuk mencari ketenangan yang pergi karena kegaduhan yang merajai ruh-ruh tanpa jasadnya.
detik-detik Tuhan semakin berlalu, aroma sang senja semakin memudar begitupun wajah-wajah cakrawala, pucat dan semakin hitam.
kemudian seorang terkasih itu bertanya pada sang malam " wahai malam, tahukah engkau kemana perginya ketenangan yang hakiki ? aku telah berlalu bergegas meninggalkan waktu sebelummu, namun tak ku temukan satu patah katapun dari mereka, akankah kau pun sama akan tetap bungkam ? aku lelah berseteru dengan hukum-hukum ambisi yang serakah ini, aku ingin lepas dan bebas dalam duniaku tanpa tuntutan anak-anak setan."
namun malam masih tetap diam, dalam keseriusan yang tajam, dalam dingin yang mencekam, namun kali ini ia memberi jawaban tanpa perkataan, ia menunjuk ke arah bukit-bukit menjulang yang rimbun dengan pepohonan tua dan menjulang, bahasa isyaratnya seolah menyuruh seorang terkasih untuk menelusuri bukit-bukit dengan pohon-pohon menjulang itu.
seorang terkasih bergegas dari peristirahatannya dan berjalan setapak menuju bukit-bukit itu, semakin jauh ia berjalan semakin berkurang pula suara-suara pemberontak dengan sejuta tuntutan kehidupan dalam alam fikirannya, dan dalam separuh perjalananya ia menemukan satu titik cahaya yang seperti fatamorgana, dari pantulan cahaya purnama dengan muka-muka samudra, ia kemudian menelusuri cahaya dan dalam sekejap ia temukan ketenangan yang hakiki itu, ia melihat ambisi dan emosinya tertinggal dalam malam yang kelam, sementara ia berada dalam cahaya yang begitu damai, ia merasa sendiri, namun ternyata tidak, dalam ketenangannya ia temukan anak-anak peri dunia ghaib yang membawa semangkung cinta dan kasih kudus untuknya, dan malaikat-malaikat membawa dawai-dawai yang merdu sembari menyanyikan tembang kebahagiaan, dan ia berkata," sahabatku semangkuk cinta yang kau genggam adalah air mata kehilangan dan rasa sayang serta suka cita dari para pacintamu di sana, dan tembang yang aku perdengarkan adalah lantunan doa-doa yang khusu dari para sahabat,kekasih,dan keluargamu, ketahuilah ketenangan ini adalah buah atas kesabaranmu dan keikhlasanmu akan ambisi dan tuntutan duniawi".
seorang terkasih itu telah jauh dari dunia yang penuh tuntutan, dan ia telah menemukan ketenangan yang hakiki dalam rumah Tuhan.
namun siang hari tetap diam dalam pesona sang surya yang anggun, tetap bersahaja dan tangguh bertahtakan cahaya dunia ialah sang surya yang menjadi lentera jiwa-jiwa yang buta.
kemudian ia bertanya pada senja " wahai sang senja, tahukah engkau kemana perginya ketenangan yang hakiki ? "
namun sang senja masih tetap diam dalam keemasan siluetnya yang elok, dalam keheningan yang syahdu.
seorang terkasih yang malang itu kemudian berhenti dalam separuh perjalanannya, ia bersandar pada dermaga yang usang, sejenak memejamkan kedua matanya, hatinya mengaduh, merontak, berdebat pada satu emosi dan ambisi, perjalanan seorang terkasih yang tanpa tuan, untuk mencari ketenangan yang pergi karena kegaduhan yang merajai ruh-ruh tanpa jasadnya.
detik-detik Tuhan semakin berlalu, aroma sang senja semakin memudar begitupun wajah-wajah cakrawala, pucat dan semakin hitam.
kemudian seorang terkasih itu bertanya pada sang malam " wahai malam, tahukah engkau kemana perginya ketenangan yang hakiki ? aku telah berlalu bergegas meninggalkan waktu sebelummu, namun tak ku temukan satu patah katapun dari mereka, akankah kau pun sama akan tetap bungkam ? aku lelah berseteru dengan hukum-hukum ambisi yang serakah ini, aku ingin lepas dan bebas dalam duniaku tanpa tuntutan anak-anak setan."
namun malam masih tetap diam, dalam keseriusan yang tajam, dalam dingin yang mencekam, namun kali ini ia memberi jawaban tanpa perkataan, ia menunjuk ke arah bukit-bukit menjulang yang rimbun dengan pepohonan tua dan menjulang, bahasa isyaratnya seolah menyuruh seorang terkasih untuk menelusuri bukit-bukit dengan pohon-pohon menjulang itu.
seorang terkasih bergegas dari peristirahatannya dan berjalan setapak menuju bukit-bukit itu, semakin jauh ia berjalan semakin berkurang pula suara-suara pemberontak dengan sejuta tuntutan kehidupan dalam alam fikirannya, dan dalam separuh perjalananya ia menemukan satu titik cahaya yang seperti fatamorgana, dari pantulan cahaya purnama dengan muka-muka samudra, ia kemudian menelusuri cahaya dan dalam sekejap ia temukan ketenangan yang hakiki itu, ia melihat ambisi dan emosinya tertinggal dalam malam yang kelam, sementara ia berada dalam cahaya yang begitu damai, ia merasa sendiri, namun ternyata tidak, dalam ketenangannya ia temukan anak-anak peri dunia ghaib yang membawa semangkung cinta dan kasih kudus untuknya, dan malaikat-malaikat membawa dawai-dawai yang merdu sembari menyanyikan tembang kebahagiaan, dan ia berkata," sahabatku semangkuk cinta yang kau genggam adalah air mata kehilangan dan rasa sayang serta suka cita dari para pacintamu di sana, dan tembang yang aku perdengarkan adalah lantunan doa-doa yang khusu dari para sahabat,kekasih,dan keluargamu, ketahuilah ketenangan ini adalah buah atas kesabaranmu dan keikhlasanmu akan ambisi dan tuntutan duniawi".
seorang terkasih itu telah jauh dari dunia yang penuh tuntutan, dan ia telah menemukan ketenangan yang hakiki dalam rumah Tuhan.
Sang Adam
aku terdiam dalam keterjagaan imanku
aku menyaksikan ukiran-ukiran jemari Tuhan dalam pandanganku
betapa sempurana nan tiada tersalah
aku menyaksikan lagi maha karya yang tiada duanya
ketika ku tatap
mampu menghentikan waktu
ketika ku sentuh mampu menyandra hatiku
dan ketika aku mencium aromanya
bak membunuh nafsu yang tajam
dia adalah yang sempurna
karena Tuhan pelukis yang agung
penyulam yang handal
hingga melahirkan karya yang maha indah
dari ruh yang tak tersentuh kemudian Ia satukan dalam jasad yang mati
hingga membuat jasad itu terbangun dan menjadi khalifah yang maha sempurna di mataku
hingga lisan tak dapat berucap
dan mata tiada mampu mendua
dan di dalam setiap harinya
pena menuntun jemariku untuk selalu menulis tentangnya
wahai adamku :)
aku menyaksikan ukiran-ukiran jemari Tuhan dalam pandanganku
betapa sempurana nan tiada tersalah
aku menyaksikan lagi maha karya yang tiada duanya
ketika ku tatap
mampu menghentikan waktu
ketika ku sentuh mampu menyandra hatiku
dan ketika aku mencium aromanya
bak membunuh nafsu yang tajam
dia adalah yang sempurna
karena Tuhan pelukis yang agung
penyulam yang handal
hingga melahirkan karya yang maha indah
dari ruh yang tak tersentuh kemudian Ia satukan dalam jasad yang mati
hingga membuat jasad itu terbangun dan menjadi khalifah yang maha sempurna di mataku
hingga lisan tak dapat berucap
dan mata tiada mampu mendua
dan di dalam setiap harinya
pena menuntun jemariku untuk selalu menulis tentangnya
wahai adamku :)
SEJATINYA cinta
" Ya Allah maafkan aku, ketika airmataku terjatuh hanya
karena menangis untuk seorang adam, maafkan aku ketika seluruh waktu
dan hidupku telah terkendalikan oleh nafsu yang tajam, maafkan aku ya
Allah ketika aku khilaf akan sejatinya cinta yang hanya lepadamu,
maafkan aku yang nalar dan batinnya mengharapkan seorang hambamu yang
buta dan tuli, hingga shaitan memperdaya jasadku, akankah engkau
menganggapku seperti jelmaan Zulaikha yang hendak memperdaya Nabi Yusuf
As, sebagaimana gairah asmara hendak memperdayakanku juga, oh Tuhanku
sunggu bukan ini yang ingin ku lakukan untuk sebuah hati yang tersakiti
ini '"
aku menerima sebagaimana ilham yang kau turunkan, ketika malam larut dan mata terpejam, kau suguhkan dalam buai mimpiku, ruh yang sempurna dengan jasad yang mempesona, membentuk ukiran-ukiran wajah tampan seorang adam, aku menikamati setiap suguhan kepada hati yang sendiri, dan aku menyadari bagaimana serpihan cinta dalam ridhomu memenuhi kesadaranku, dan anugerahmu memaksaku untuk menjaga keterjagaan rasanya.
Ya Allah kemana langkahku ? akankah tetap berseteru dalam sujud dan dzikirku, perlukah ia tahu ? bagaimana indah dan sempurnanya anugerahmu, bagaimana jika ia membuat air mata ini terjatuh ?
atau ia akan mengabaikan pemberianmu, aku harus bagaimana ? dosakah aku jika aku mencoba dan memulainya ? aku ini seorang hawa, yang di dalam hatinya hanya ada Namamu, akankah bisa aku berbagi tanpa menduakanmu, beritahu aku ya Allah bagaimana wujud dosa yang ku jalani saat ini, karena aku takut kau tak akan lagi mempercayaiku.
dan aku membiarkan jasadku di perdaya cinta dan nafsu, aku tak lagi tahu di mana keberadaanku, dosakah jalanku, hinakah caraku , aku tak tahu, yang aku tahu aku hanya mampu memuji, bagaimana Tuhan menciptakan maha karya yang begitu sempurna, di miliki setiap hambanya, yang sejatinya indah namun tak lepas dari ukiran derita, keputus asaan, kecewa, duka, sengsara, dan setiap hal yang membuat setiap jiwa menemui titik kerapuhannya, dan mungkin saat ini aku dalam porosnya, menjadi bintang yang surut tanpa cahaya.
kini aku mampu menerima dalam luasnya pemahamanku, bagaimana cinta hendak memperdaya hidupku, menjadikanku pengikut setia sang kisah sejati kehidupan, dan aku menikmati bagimana perasaan perih dan lelahnya menanti, karena tuhan telah menurunkan wahyunya, aku menafsirkan semua rahasia masa silam, bahwa sebagaimana cinta yang terlahir karena anugerah Tuhan dan di besarkan dalam ambisi dan obsesi, maka cinta itu akan padam, dan sebagaimana cinta itu terlahir dalam ridho dan kasih kudus sang pencipta, kemudian tumbuh dalam keridhoan yang pasrah, maka ia akan tetap hidup, karena Tuhan lebih mengerti apa yang kita butuhkan.
hari ini aku menangis untuk seorang adam, dan cinta yang tak berimam, hari ini aku telah menciptakan dosa yang entah akan termaafkan atau tidak, dan hari ini pula, aku mengetahui berkat air mataku bagaimana ketegaraan melindungi kerapuhanku, berkatnya aku dapat mengerti bagaimana dzikir dan cinta yang sesungguhnya lebih indah dan sempurna, di bandingkan dengan ambisi yang tercipta terlalu jauh untuk hati seorang muslimah yang sendiri, dan di bandingkan dengan aksara yang berisi janji-janji duniawi yang mungkin takan tertepati.
aku mengerti dalam kesadaranku, dan aku dapat memilah seperti apa jelmaan kasih tuhan yang sejati dari seorang adam, yang siap dan mampu menjadi imam bagi seluruh kehidupanku, dan menjaga kelalaianku, untuk seorang adam yang pantas untuk meminang hatiku, maka tatkala semua itu terbebas dari perdayaan shaitan serta nafsu yang tajam, dengan senantiasa akan ku serahkan apa yang menjadi inginnya dan menjadi apa yang sah dalam islamku :)
terlahir dari sebuah arti cinta dan air mata hingga kecewa, aku membesarkan ketegaraanku untuk melindungi kerapuhanku, ku sertakan pula rasa ikhlasku :) untuk sebuah masa depan yang masih menjadi sebuah rahasia yang sejati :)
terimakasih ya Allah :')
aku menerima sebagaimana ilham yang kau turunkan, ketika malam larut dan mata terpejam, kau suguhkan dalam buai mimpiku, ruh yang sempurna dengan jasad yang mempesona, membentuk ukiran-ukiran wajah tampan seorang adam, aku menikamati setiap suguhan kepada hati yang sendiri, dan aku menyadari bagaimana serpihan cinta dalam ridhomu memenuhi kesadaranku, dan anugerahmu memaksaku untuk menjaga keterjagaan rasanya.
Ya Allah kemana langkahku ? akankah tetap berseteru dalam sujud dan dzikirku, perlukah ia tahu ? bagaimana indah dan sempurnanya anugerahmu, bagaimana jika ia membuat air mata ini terjatuh ?
atau ia akan mengabaikan pemberianmu, aku harus bagaimana ? dosakah aku jika aku mencoba dan memulainya ? aku ini seorang hawa, yang di dalam hatinya hanya ada Namamu, akankah bisa aku berbagi tanpa menduakanmu, beritahu aku ya Allah bagaimana wujud dosa yang ku jalani saat ini, karena aku takut kau tak akan lagi mempercayaiku.
dan aku membiarkan jasadku di perdaya cinta dan nafsu, aku tak lagi tahu di mana keberadaanku, dosakah jalanku, hinakah caraku , aku tak tahu, yang aku tahu aku hanya mampu memuji, bagaimana Tuhan menciptakan maha karya yang begitu sempurna, di miliki setiap hambanya, yang sejatinya indah namun tak lepas dari ukiran derita, keputus asaan, kecewa, duka, sengsara, dan setiap hal yang membuat setiap jiwa menemui titik kerapuhannya, dan mungkin saat ini aku dalam porosnya, menjadi bintang yang surut tanpa cahaya.
kini aku mampu menerima dalam luasnya pemahamanku, bagaimana cinta hendak memperdaya hidupku, menjadikanku pengikut setia sang kisah sejati kehidupan, dan aku menikmati bagimana perasaan perih dan lelahnya menanti, karena tuhan telah menurunkan wahyunya, aku menafsirkan semua rahasia masa silam, bahwa sebagaimana cinta yang terlahir karena anugerah Tuhan dan di besarkan dalam ambisi dan obsesi, maka cinta itu akan padam, dan sebagaimana cinta itu terlahir dalam ridho dan kasih kudus sang pencipta, kemudian tumbuh dalam keridhoan yang pasrah, maka ia akan tetap hidup, karena Tuhan lebih mengerti apa yang kita butuhkan.
hari ini aku menangis untuk seorang adam, dan cinta yang tak berimam, hari ini aku telah menciptakan dosa yang entah akan termaafkan atau tidak, dan hari ini pula, aku mengetahui berkat air mataku bagaimana ketegaraan melindungi kerapuhanku, berkatnya aku dapat mengerti bagaimana dzikir dan cinta yang sesungguhnya lebih indah dan sempurna, di bandingkan dengan ambisi yang tercipta terlalu jauh untuk hati seorang muslimah yang sendiri, dan di bandingkan dengan aksara yang berisi janji-janji duniawi yang mungkin takan tertepati.
aku mengerti dalam kesadaranku, dan aku dapat memilah seperti apa jelmaan kasih tuhan yang sejati dari seorang adam, yang siap dan mampu menjadi imam bagi seluruh kehidupanku, dan menjaga kelalaianku, untuk seorang adam yang pantas untuk meminang hatiku, maka tatkala semua itu terbebas dari perdayaan shaitan serta nafsu yang tajam, dengan senantiasa akan ku serahkan apa yang menjadi inginnya dan menjadi apa yang sah dalam islamku :)
terlahir dari sebuah arti cinta dan air mata hingga kecewa, aku membesarkan ketegaraanku untuk melindungi kerapuhanku, ku sertakan pula rasa ikhlasku :) untuk sebuah masa depan yang masih menjadi sebuah rahasia yang sejati :)
terimakasih ya Allah :')
GLADISS
aku termangu menatap rindu
bersimpah haluan tak bertuju
aku sendiri dalam lembayun salju
salju hitam dari kotaku
aku berlari dan terbuntuti
jejak kaki terekam pasti
oleh malam hari nan setia menemani
mengisi kekosongan asmara ini
aku malu menatap diri
pucat pasi hampir membiru diri
dingin mengigil terbalut salju membebani
temaram jalan menjadi kekasih sejati
aku berdiri sendiri dalam pandangan suci sang purnama bumi
membisu hati, menangis merintih
mempertanyakan tentang janji-janji ilusi
beserta mimpi yang memaksa pasti
aku tak berarti dalam semenanjung bumi
seperti di bui di rumah sendiri
hanya ia dan mereka yang terpandangi
bukan aku, bukan aku, dan bukan aku
sang gladiss yang ku rindu telah menunggu
menunggu serta jiwa kehancuranku
aku bersedia memasung angan serta mimpiku
karena celah itu tak ada untukku
bukan aku yang mencumbu waktu
namun waktu yang memperdayakan aku
bukan aku yang mengarahkan cinta
namun cinta yang mengarahkan aku
kekasih dalam sukma
seperti bias warna-warna jingga
elok nan sempurna
masihkah akan terus bertanya
tentang serpihan kerinduan yang meraja
masihkah tidak percaya
akan sepenggal cinta yang ku bawa pada masa
tak lihatlah pada tumpuan kakiku
separuh ambisi dan ilusi ku bawa disini
tak lihatlah pada tumpukan kertas-kertas itu
ada semu tentangmu yang tak terlewatkan sang waktu
karena pena selalu memaksaku untuk menulis tentangmu
kau gladissku
yang terlampau jauh
tak tergapai waktu
kau gladissku
yang terbawa angin lalu
dan takan pernah kembali di esok kelabu
bersimpah haluan tak bertuju
aku sendiri dalam lembayun salju
salju hitam dari kotaku
aku berlari dan terbuntuti
jejak kaki terekam pasti
oleh malam hari nan setia menemani
mengisi kekosongan asmara ini
aku malu menatap diri
pucat pasi hampir membiru diri
dingin mengigil terbalut salju membebani
temaram jalan menjadi kekasih sejati
aku berdiri sendiri dalam pandangan suci sang purnama bumi
membisu hati, menangis merintih
mempertanyakan tentang janji-janji ilusi
beserta mimpi yang memaksa pasti
aku tak berarti dalam semenanjung bumi
seperti di bui di rumah sendiri
hanya ia dan mereka yang terpandangi
bukan aku, bukan aku, dan bukan aku
sang gladiss yang ku rindu telah menunggu
menunggu serta jiwa kehancuranku
aku bersedia memasung angan serta mimpiku
karena celah itu tak ada untukku
bukan aku yang mencumbu waktu
namun waktu yang memperdayakan aku
bukan aku yang mengarahkan cinta
namun cinta yang mengarahkan aku
kekasih dalam sukma
seperti bias warna-warna jingga
elok nan sempurna
masihkah akan terus bertanya
tentang serpihan kerinduan yang meraja
masihkah tidak percaya
akan sepenggal cinta yang ku bawa pada masa
tak lihatlah pada tumpuan kakiku
separuh ambisi dan ilusi ku bawa disini
tak lihatlah pada tumpukan kertas-kertas itu
ada semu tentangmu yang tak terlewatkan sang waktu
karena pena selalu memaksaku untuk menulis tentangmu
kau gladissku
yang terlampau jauh
tak tergapai waktu
kau gladissku
yang terbawa angin lalu
dan takan pernah kembali di esok kelabu
Ayah 2
ketika darah tak lagi merah
ku tau alirannya telah terhenti
di ujung kaki yang kaku
putih pasi, dingin membeku
ketika kedua matanya bungkam
takan lagi akan berlinang
dan ku tahu karena sakitnya telah hilang
ketika nafasnya tak membawa suka cita
ku tahu ia takan pernah terlihat lagi
setelah satu detik ini berlalu
dalam duka menjadi sunyi kelabu
ketika ia tak lagi bersuara
ku tahu ia takan pernah lagi bercerita
ketika ia tengah berbaring abadi
ku tahu ia takan pernah akan terbangun lagi
ia telah tertelan waktu
terkubur di bawah tanah yang lapar
menyatu bersama akar kehidupan
sementara yang tinggal hanyalah kenangan
ia telah menciptakan kehidupan
di atas semesta akhirat
menempati tempat terterang
di mana semua bahagia berlindung disana
dan suka cita telah jauh dari tempatnya
karena ia . . .
telah menembus lorong waktu tanpa dosa
berkat air mata yang ku tebarkan
hingga mampu membakar semua kehilafannya
ia telah menyatu dalam hati kecil yang pilu
hati kecil kami yang syahdu
yang selalu menanti kedatangan mimpi yang penuh rindu
mimpi dari ia ayah yang tersembelih ajal
ku tau alirannya telah terhenti
di ujung kaki yang kaku
putih pasi, dingin membeku
ketika kedua matanya bungkam
takan lagi akan berlinang
dan ku tahu karena sakitnya telah hilang
ketika nafasnya tak membawa suka cita
ku tahu ia takan pernah terlihat lagi
setelah satu detik ini berlalu
dalam duka menjadi sunyi kelabu
ketika ia tak lagi bersuara
ku tahu ia takan pernah lagi bercerita
ketika ia tengah berbaring abadi
ku tahu ia takan pernah akan terbangun lagi
ia telah tertelan waktu
terkubur di bawah tanah yang lapar
menyatu bersama akar kehidupan
sementara yang tinggal hanyalah kenangan
ia telah menciptakan kehidupan
di atas semesta akhirat
menempati tempat terterang
di mana semua bahagia berlindung disana
dan suka cita telah jauh dari tempatnya
karena ia . . .
telah menembus lorong waktu tanpa dosa
berkat air mata yang ku tebarkan
hingga mampu membakar semua kehilafannya
ia telah menyatu dalam hati kecil yang pilu
hati kecil kami yang syahdu
yang selalu menanti kedatangan mimpi yang penuh rindu
mimpi dari ia ayah yang tersembelih ajal
Kamu
ketampakan cinta telah merajai jiwa
ketika nafas lautan meninggikan hujan asa
membasahi gelora api suci di setiap hati hawa
kau itulah hujan yang ku nikmati
ketika jemari asmara mengetuk pintu hati
kau itulah nafas yang suci
meninggikan hasrat untuk mencuri
mencuri hati yang ku pandangi dalam mimpi
kau mahkota dalam cemara riang
yang kilaunya menghapus semua kelam
kau lagu dalam malam tenang
yang suaranya terdengar hingga tepian alam
kau dermaga yang menghilang
kini kembali bersama harapan
dan kini izinkan aku bersandar
sejenak hentikan kelelahan
kau tujuan dalam terang
yang menghapuskan badai-badai kesunyian
kini izinkan aku berlari
ketempat dimana kau berdiri
ketika nafas lautan meninggikan hujan asa
membasahi gelora api suci di setiap hati hawa
kau itulah hujan yang ku nikmati
ketika jemari asmara mengetuk pintu hati
kau itulah nafas yang suci
meninggikan hasrat untuk mencuri
mencuri hati yang ku pandangi dalam mimpi
kau mahkota dalam cemara riang
yang kilaunya menghapus semua kelam
kau lagu dalam malam tenang
yang suaranya terdengar hingga tepian alam
kau dermaga yang menghilang
kini kembali bersama harapan
dan kini izinkan aku bersandar
sejenak hentikan kelelahan
kau tujuan dalam terang
yang menghapuskan badai-badai kesunyian
kini izinkan aku berlari
ketempat dimana kau berdiri
Pencarian
aku menikmati malam yang tersembelih surya, bersama sejuta
rasa dunia, yang masih setia mendekap jiwa, sembari ku nikmati khayalan
purnama pada samudra, yang mereka-reka degan pena, wajah sang umat Nabi
pertama. Aku termangu dalam keterjagaanku, menatap bagaimana kedalaman
samudra melukis ketampakan cinta, pada getaran yang menepi hingga
semseta, menghantarkan nafas-nafas asmara, pada pesisir alam tanpa
tepi, yang deburan ombaknya persis bernyanyi, menyampaikan lantunan
asmara yang syahdu, pada malam pekat, hingga senja yang menanti di
ujung musim semi.
aku menari telanjang bersama angan, terbawa melayang menuju lautan angkasa hitam, menyelam di kedalaman langit luas, memetik buah bintang dan mendekap purnama, aku berteman asmara, yang getarannya menciptakan dahaga cinta, jiwaku di upuk merindu, rindu akan sentuhan di kalbu, karena sunyi tiada henti mengikuti, mendekap ruh keduaku,,mungkin kini menyatu dalam darahku, dan kesunyian yang tiada pernah beringsut, telah memasung nalarku.
dalam pencarian malamku, ku iring bersama keluh nan kesah ragaku, kebersamaan cinta yang tak terlihat kesadaranmu, aku mengikuti nafas alam, berharap jantung bumi merasakan detak kesunyian yang menyesak, dan mempertemukan kedua cinta di pagi buta.
karena kelelahan dalam sukma telah membesit luka, dalam lubuk jiwa yang hampa, karena pencarian yang tak pernah terharapkan, dalam kesendirian yang tak pernah di inginkan.
aku menari telanjang bersama angan, terbawa melayang menuju lautan angkasa hitam, menyelam di kedalaman langit luas, memetik buah bintang dan mendekap purnama, aku berteman asmara, yang getarannya menciptakan dahaga cinta, jiwaku di upuk merindu, rindu akan sentuhan di kalbu, karena sunyi tiada henti mengikuti, mendekap ruh keduaku,,mungkin kini menyatu dalam darahku, dan kesunyian yang tiada pernah beringsut, telah memasung nalarku.
dalam pencarian malamku, ku iring bersama keluh nan kesah ragaku, kebersamaan cinta yang tak terlihat kesadaranmu, aku mengikuti nafas alam, berharap jantung bumi merasakan detak kesunyian yang menyesak, dan mempertemukan kedua cinta di pagi buta.
karena kelelahan dalam sukma telah membesit luka, dalam lubuk jiwa yang hampa, karena pencarian yang tak pernah terharapkan, dalam kesendirian yang tak pernah di inginkan.

Ayah
Aku merasa bahagia ketika aku bermain dengan bayangannya,
mencoba menembus loronng waktu, bersama tawa tanpa air mata, namun aku
merasakan kesendirian ketika sunyi sang waktu yang nyata,
menyembunyikan bayangannya dalam malam pekat tanpa purnama,
Ayah bersama suka yang terlalu banyak duka, aku mecoba merentangkan sayap yang tak sempurna, berharap mampu ku bawa kelelahan jiwa menuju singgasana, tempat dimana engkau menidurkan ruhmu di atas permadani syurga.
Ayah hari ini waktu membesit luka kembali, ketika sekumandang alam bergema dalam tasbih, meninggikan kemenangan agama ini, ayah iman yang engkau tuai dalam kehidupanku, telah membawa serta ketenangan dalam hatiku, namun aku tetap saja menjadi seperti kelam tanpa cahaya sabit seperti malam ini, aku tetap kosong tak berarti, bergema asma-Nya telah melengkapi perih kehilangan ini, aku bukan benci engkau pergi, aku bukan marah melihat kau tak disini, namun hati nan sukma ini telah lebih terluka dari pada kehilangan yang terkasih, lebih perih menusuk sanubari.
Berulang kali aku mencoba menepis, rindu yang ku tau takan ternafkahi, karena tempat dimana kau berdiri lebi jauh dari pada ujung bumi hingga tepian semesta yang aku tempati, apapun yang ada disini, yang masih nyata dan tersentuh, takan ada yang mampu membawaku lebih dekat denganmu, hanya ketika aku telah menyatu bersama wujudku, di bawah perut bumi yang abadi. Hanya ketika itu aku mampu mendekapmu.
Ayah betapa tak mampu ku tuai lagi, kenangan yang ku cipta yang tak pernah ada, aku lelah terus saja mereka-reka wajahmu, mengingat ketika engkau tersenyum dalam khayalanku, ilusi yang semu telah mematahkan kerapuhanku lebih cepat dari pada kelelahan untuk menunggu, dahagaku tak mampu aku luapkan ketika air mata ini telah sama menjadi kering, dalam malam di bawah kelam, aku memohon untuk sebuah pertemuan, dimana aku mampu menyimpan kenangan yang tidak pernah terjadi dalam masa silam, sebuah pertemuan dalam tidur yang tak abadi, namun ayah, Ia masih tak ingin menghentikan air mataku, masih ingin menatap aku menanti, katakan harus berapa lama lagi, aku memanjakan hatiku dalam perih, dan harus butuh waktu berapa lagi untuk menjadikan jiwa yang sehancur hancurnya dalam mencari, harus berapa lama lagi aku memaksakan ilusi ini untuk melukis paras yang tidak pernah aku ketahui, harus berapa lama lagi ya TUHAN.
Kemenangan ini haruskah aku ber’empati, bila masih hati ini merintih menanti.
Ayah bersama suka yang terlalu banyak duka, aku mecoba merentangkan sayap yang tak sempurna, berharap mampu ku bawa kelelahan jiwa menuju singgasana, tempat dimana engkau menidurkan ruhmu di atas permadani syurga.
Ayah hari ini waktu membesit luka kembali, ketika sekumandang alam bergema dalam tasbih, meninggikan kemenangan agama ini, ayah iman yang engkau tuai dalam kehidupanku, telah membawa serta ketenangan dalam hatiku, namun aku tetap saja menjadi seperti kelam tanpa cahaya sabit seperti malam ini, aku tetap kosong tak berarti, bergema asma-Nya telah melengkapi perih kehilangan ini, aku bukan benci engkau pergi, aku bukan marah melihat kau tak disini, namun hati nan sukma ini telah lebih terluka dari pada kehilangan yang terkasih, lebih perih menusuk sanubari.
Berulang kali aku mencoba menepis, rindu yang ku tau takan ternafkahi, karena tempat dimana kau berdiri lebi jauh dari pada ujung bumi hingga tepian semesta yang aku tempati, apapun yang ada disini, yang masih nyata dan tersentuh, takan ada yang mampu membawaku lebih dekat denganmu, hanya ketika aku telah menyatu bersama wujudku, di bawah perut bumi yang abadi. Hanya ketika itu aku mampu mendekapmu.
Ayah betapa tak mampu ku tuai lagi, kenangan yang ku cipta yang tak pernah ada, aku lelah terus saja mereka-reka wajahmu, mengingat ketika engkau tersenyum dalam khayalanku, ilusi yang semu telah mematahkan kerapuhanku lebih cepat dari pada kelelahan untuk menunggu, dahagaku tak mampu aku luapkan ketika air mata ini telah sama menjadi kering, dalam malam di bawah kelam, aku memohon untuk sebuah pertemuan, dimana aku mampu menyimpan kenangan yang tidak pernah terjadi dalam masa silam, sebuah pertemuan dalam tidur yang tak abadi, namun ayah, Ia masih tak ingin menghentikan air mataku, masih ingin menatap aku menanti, katakan harus berapa lama lagi, aku memanjakan hatiku dalam perih, dan harus butuh waktu berapa lagi untuk menjadikan jiwa yang sehancur hancurnya dalam mencari, harus berapa lama lagi aku memaksakan ilusi ini untuk melukis paras yang tidak pernah aku ketahui, harus berapa lama lagi ya TUHAN.
Kemenangan ini haruskah aku ber’empati, bila masih hati ini merintih menanti.
Hanya Aku tiada Kamu
baru kali ini ku lihat karya surga di wajah samudra
dengan elok purnama ku hisap habis semua cerita
tentang kamu, tentang aku, dan tentang kita
baru kali ini ku pamahi
rahasia tawa senja ketika lengah tuk pergi
tinggalkan bekasan jingga di muara langit semesta
dan tinggalkan paras pekat di benak sang jiwa
sudah , sudah lelah aku mengerti
di lukisan samudra terlihat aku yang sendiri
tiada kamu, tiada kita
hanya aku
yang ku pandang ketika senja ialah ilusiku
tiada kamu, tiada kamu, hanya sebatas permainan waktu
di jantung hati, di atas dimensi, yang permainkanku dengan imaji !!
" Aku, kamu , dan wanitamu "
kekasihku adalah nyanyian hasrat yang malam bawa ketika kesunyian membelai mata-mata kerinduan
kekasihku adalah kecupan kemesraan yang mengbangkitkan gairah bibir-bibir mawar perawan
kekasihku adalah tujuan awak kapal yang ku bimbing hilirnya
dan kekasihku adalah kau yang ku tunggu cintanya
aku telah memilihmu dalam kesadaranku
aku telah berani pula menumbuhkan lebih banyak lagi benih-benih asmara yang kelak akan menjadi buah-buah kebahagiaan untukmu
namun dalam keberadaanku . .
hatiku tersingkirkan . . .
mungkin akan semakin tak terlihat . .
karenanya . .
karena hatinya dan karena jiwa nya yang lebih dulu mengisi kekosonganmu
mungin aku telah memilih dosa yang akan menyayat hati ku sendiri
dan aku telah terjatuh dalam ketidakberdayaan karena bidikan kharismamu membabibutakan akal sehatku
membuatnya melupakan sesuatu yang telah ada sejak aku belum mengenalmu
aku telah berani mengundang dosa yang ku tau kelak harus aku pertanggung jawabkan pada sang pemilik rasa
aku akan bersujud di kaki sang hawa yang mengikat hatimu,dan aku akan mengatakan " maaf aku tak bisa melepaskan KEKASIHMU" . . .
aku yang telah meracik luka untuknya dan untukku
karena rasaku . .
karena sayangku . .
dan karena cintaku . .
padamu . . .
aku akan tetap bersandar dalam pilar-pilar ketidak pastian
bersama nafas kesakitan yang malam bawa ketika aku memilih untuk menunggu
aku akan bertahan meski hatiku semakin tersingkirkan karenanya dari pandanganmu
kekasihku . .
aku telah memilih mencintaimu
aku telah memilih untuk menyakiti hatiku sendiri
dan akupun telah menodai ketulusan hatimu dengan wanitamu
aku telah memasang belati di antara ketulusan hati
aku telah memilih ini untuk perasaanku . .
sedetikpun aku takan memilih menghilang
kcuali tatkala kau meminta aku untuk menghi;ang
tujuanku adalah engkau kekasih
dan semua tindakanku tak hanya sekedar untuk mebuatmu tersenyum bahagia di sampingku
semua ku tuangkan dalam secangkir ketulusan tanpa bulir-bulir kemunafikan
aku melihatmu sebagai kekasihku,dan aku melihat bayanganku seperti seorang terkasih hatimu,aku ingin hanya aku jika BISA,aku ingin hanya namaku jika MAMPU,dan aku ingin hanya denganku jika tuhan membuka ridhonya dalam norma-norma syurgawi,aku ingin hanya bersamamu,karena bagiku hanya kamu meskipun bagimu tak hanya aku, AKU JUGA INGIN SEPERTI DIA,MENJADI SATU-SATUNYA WANITAMU ;')
kekasihku adalah kecupan kemesraan yang mengbangkitkan gairah bibir-bibir mawar perawan
kekasihku adalah tujuan awak kapal yang ku bimbing hilirnya
dan kekasihku adalah kau yang ku tunggu cintanya
aku telah memilihmu dalam kesadaranku
aku telah berani pula menumbuhkan lebih banyak lagi benih-benih asmara yang kelak akan menjadi buah-buah kebahagiaan untukmu
namun dalam keberadaanku . .
hatiku tersingkirkan . . .
mungkin akan semakin tak terlihat . .
karenanya . .
karena hatinya dan karena jiwa nya yang lebih dulu mengisi kekosonganmu
mungin aku telah memilih dosa yang akan menyayat hati ku sendiri
dan aku telah terjatuh dalam ketidakberdayaan karena bidikan kharismamu membabibutakan akal sehatku
membuatnya melupakan sesuatu yang telah ada sejak aku belum mengenalmu
aku telah berani mengundang dosa yang ku tau kelak harus aku pertanggung jawabkan pada sang pemilik rasa
aku akan bersujud di kaki sang hawa yang mengikat hatimu,dan aku akan mengatakan " maaf aku tak bisa melepaskan KEKASIHMU" . . .
aku yang telah meracik luka untuknya dan untukku
karena rasaku . .
karena sayangku . .
dan karena cintaku . .
padamu . . .
aku akan tetap bersandar dalam pilar-pilar ketidak pastian
bersama nafas kesakitan yang malam bawa ketika aku memilih untuk menunggu
aku akan bertahan meski hatiku semakin tersingkirkan karenanya dari pandanganmu
kekasihku . .
aku telah memilih mencintaimu
aku telah memilih untuk menyakiti hatiku sendiri
dan akupun telah menodai ketulusan hatimu dengan wanitamu
aku telah memasang belati di antara ketulusan hati
aku telah memilih ini untuk perasaanku . .
sedetikpun aku takan memilih menghilang
kcuali tatkala kau meminta aku untuk menghi;ang
tujuanku adalah engkau kekasih
dan semua tindakanku tak hanya sekedar untuk mebuatmu tersenyum bahagia di sampingku
semua ku tuangkan dalam secangkir ketulusan tanpa bulir-bulir kemunafikan
aku melihatmu sebagai kekasihku,dan aku melihat bayanganku seperti seorang terkasih hatimu,aku ingin hanya aku jika BISA,aku ingin hanya namaku jika MAMPU,dan aku ingin hanya denganku jika tuhan membuka ridhonya dalam norma-norma syurgawi,aku ingin hanya bersamamu,karena bagiku hanya kamu meskipun bagimu tak hanya aku, AKU JUGA INGIN SEPERTI DIA,MENJADI SATU-SATUNYA WANITAMU ;')
Langganan:
Postingan (Atom)