aku bertanya pada sang petang,mengapa hingga saat ini
perasaan yang telah menimbun kerinduan terus terabaikan ? sementara
sang harapan terus memenuhi ruang khayal ! aku bertanya pada sang
senja,mengapa sang rasa yang telah ku buang jauh bersama ketrgesaan
terus kembali dan kembali lagi,membuat aku lelah mengusir lagi . . dan
lagi . . . , aku bertanya pada sang malam,mengapa bayangan yang
membabibutakan akal sehat ini terus merajai singgasana hati yang tak
berdaya, . . namun sampai suara di dalam dadaku senyap dan tak
berdawai,hingga nafas ku tersenggal tak beraturan,aku tetap tak
menemukan apapun dalam perenunganku,hanya simphoni haru dalam sunyi
yang ku dengar begitu lembut mengikis jiwa yang tertidur dalam rindu
menahun, . . .
aku menikmati suguhan
keindahan dari maha karya tuhan dalam pesonamu,hingga ku hafalkan
bagaiman sudut-sudut senyummu yang meluluhlantahkan
ketidakberdayaanku,membuat aku mengenal pesonamu tanpa harus dengan
mataku,dari kejauhan di luar ketidaktahuanmu.aku begitu hafal bagaimana
tegap bahumu menyongsong berani seperti mentari . . aku selalu
menatapmu dari ketidaktahuanmu,memerhatikanmu hingga bayanganmu
menghilang di hadapanku, tak jemu, apalagi lelah , , , aku dapat
menebak suaramu tanpa melihatmu , , karena hingga saat ini suara dari
bibir mu yang bergema memanggil sahabatmu terus terniang di telingaku,
membuat aku merasa selalu dekat denganmu, dari kejauhan aku menyibukkan
diriku sendiri untuk mencari celah hanya untuk menatapmu, tanpa kau
ketahui tanpa aku sadari perasaan yang entah dari mana awalnya telah
tumbuh menjadi segumpal cinta yang dewasa, tak dapat terhitung rindu
dan inginku untuk menyentuhmu.
aku ingin
menyampaikan perasaan yang aku nikmati sendiri ini, aku ingin kau pun
menyadari keberadaanku, merasakan bersama apa yang aku rasakan, agar
tindakanku tak terabaikan dan terhapus waktu.
aku
ingin menyentuhmu, menatapmu lebih dekat lagi, aku ingin mendengar
suaramu yang memanggil namaku, dan aku ingin menyimpan senyummu hanya
untuk aku saja.
di dalam rongga dada ini
tersesak nafas yang ingin ku hembuskan bersama kelu dan kesah yang
meraja, aku ingin sekali saja menjadi seperti temanmu, sahabatmu,
bahkan menjadi seperti seorang yang selalu kau fikirkan, hanya untuk
meredamkan keinginanku dan rinduku, karena sungguh aku tak sanggup lagi
menggenggam cinta yang entah akan ku kemanakan lagi.
aku
akan berbesar hati jika bukan aku yang kau nanti, aku aku berkasih
selalu jika kau hanya menjadikan aku pelarianmu, aku mungkin satu dari
sekelompok wanita bodoh yang logikanya termakan bualan asmara, namun
aku tetap takan peduli, meski semesta tak menyetujui kaidah cinta yang
ku bawa bersama air mata, dan meski sejuta orang memaki, menertawakan
aku sebagai seorang hawa yang begitu sederhana dan berbeda dengan
mereka yang memiliki kemerlap pesona yang mampu memikat sang adam, aku
tetap tak peduli, karena aku yang membesarkan sendiri anak-anak cintaku
tanpa meminta belas kasih dari jiwa-jiwa sempurna yang mengelilingimu,
aku akan menjaga selalu nafas panjang gairah asmara yang telah
menciptakan rasa masa dahsyat terlahir untukmu, meski sadarku aku
bukanlah sang hawa yang kau impikan dalam doa, dan tak ada satu
helaipun kesempurnaan menutupi ketidaksempurnaanku, meskipun aku takan
mempu menciptakan pujian-pujian dari teman, sahabat, dan hatimu karena
ku pilih untuk ku cintai, namun kenanglah kasih aku yang tulus sendiri,
aku yang miliki kerinduan yang sempuran dan cinta kasih yang suci yang
takan kau temui kemanapun kau mencari, pahamilah sang adam bahwa hatiku
bukanlah tempat untuk kau hindari apalagi kau tuangkan secangkir benci
karena sang pemilik nyawa akan murka jika anugrahnya terkotori hati
yang tak miliki hati yang iba, aku takan menimbun dendam karena aku
sangat sangat mengerti mengapa hingga saat ini engkau masih mengabaikan
perihal kasih yang ku suguhkan tulus, karena aku tak dapat membuatmu
bangga dengan ketidak sempurnaanku, namun jangan sekali terlintas dalam
benakmu unutk membenciku karena aku mencintaimu, karena sesungguhnya
wanita biasa seperti aku yang engkau butuhkan kelak jika sang pemilik
nyawa menakdirkan kesempurnaanmu tenggelam bersama keangkuhanmu, karena
engkau akan menjadi sederhana pula seperti aku, :)
semua akan terus berubah selagi nafas-nafas kehidupan masih menyapu debu-debu perjalanan panjang :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar