Selasa, 06 Maret 2012

Aku seorang Wanita Biasa

aku bertanya pada sang petang,mengapa hingga saat ini perasaan yang telah menimbun kerinduan terus terabaikan ? sementara sang harapan terus memenuhi ruang khayal ! aku bertanya pada sang senja,mengapa sang rasa yang telah ku buang jauh bersama ketrgesaan terus kembali dan kembali lagi,membuat aku lelah mengusir lagi . .  dan lagi . . . , aku bertanya pada sang malam,mengapa bayangan yang membabibutakan akal sehat ini terus merajai singgasana hati yang tak berdaya, . .  namun sampai suara di dalam dadaku senyap dan tak berdawai,hingga nafas ku tersenggal tak beraturan,aku tetap tak menemukan apapun dalam perenunganku,hanya simphoni haru dalam sunyi yang ku dengar begitu lembut mengikis jiwa yang tertidur dalam rindu menahun, . . .

aku menikmati suguhan keindahan dari maha karya tuhan dalam pesonamu,hingga ku hafalkan bagaiman sudut-sudut senyummu yang meluluhlantahkan ketidakberdayaanku,membuat aku mengenal pesonamu tanpa harus dengan mataku,dari kejauhan di luar ketidaktahuanmu.aku begitu hafal bagaimana tegap bahumu menyongsong berani seperti mentari . . aku selalu menatapmu dari ketidaktahuanmu,memerhatikanmu hingga bayanganmu menghilang di hadapanku, tak jemu, apalagi lelah , , , aku dapat menebak suaramu tanpa melihatmu , , karena hingga saat ini suara dari bibir mu yang bergema memanggil sahabatmu terus terniang di telingaku, membuat aku merasa selalu dekat denganmu, dari kejauhan aku menyibukkan diriku sendiri untuk mencari celah hanya untuk menatapmu, tanpa kau ketahui tanpa aku sadari perasaan yang entah dari mana awalnya telah tumbuh menjadi segumpal cinta yang dewasa, tak dapat terhitung rindu dan inginku untuk menyentuhmu.

aku ingin menyampaikan perasaan yang aku nikmati sendiri ini, aku ingin kau pun menyadari keberadaanku, merasakan bersama apa yang aku rasakan, agar tindakanku tak terabaikan dan terhapus waktu.

aku ingin menyentuhmu, menatapmu lebih dekat lagi, aku ingin mendengar suaramu yang memanggil namaku, dan aku ingin menyimpan senyummu hanya untuk aku saja.

di dalam rongga dada ini tersesak nafas yang ingin ku hembuskan bersama kelu dan kesah yang meraja, aku ingin sekali saja menjadi seperti temanmu, sahabatmu, bahkan menjadi seperti seorang yang selalu kau fikirkan,  hanya untuk meredamkan keinginanku dan rinduku, karena sungguh aku tak sanggup lagi menggenggam cinta yang entah akan ku kemanakan lagi.

aku akan berbesar hati jika bukan aku yang kau nanti, aku aku berkasih selalu jika kau hanya menjadikan aku pelarianmu, aku mungkin satu dari sekelompok wanita bodoh yang logikanya termakan bualan asmara, namun aku tetap takan peduli, meski semesta tak menyetujui kaidah cinta yang ku bawa bersama air mata, dan meski sejuta orang memaki, menertawakan aku sebagai seorang hawa yang begitu sederhana dan berbeda dengan mereka yang memiliki kemerlap pesona yang mampu memikat sang adam, aku tetap tak peduli, karena aku yang membesarkan sendiri anak-anak cintaku tanpa meminta belas kasih dari jiwa-jiwa sempurna yang mengelilingimu, aku akan menjaga selalu nafas panjang gairah asmara yang telah menciptakan rasa masa dahsyat terlahir untukmu, meski sadarku aku bukanlah sang hawa yang kau impikan dalam doa, dan tak ada satu helaipun kesempurnaan menutupi ketidaksempurnaanku, meskipun aku takan mempu menciptakan pujian-pujian dari teman, sahabat, dan hatimu karena ku pilih untuk ku cintai, namun kenanglah kasih aku yang tulus sendiri, aku yang miliki kerinduan yang sempuran dan cinta kasih yang suci yang takan kau temui kemanapun kau mencari, pahamilah sang adam bahwa hatiku bukanlah tempat untuk kau hindari apalagi kau tuangkan secangkir benci karena sang pemilik nyawa akan murka jika anugrahnya terkotori hati yang tak miliki hati yang iba, aku takan menimbun dendam karena aku sangat sangat mengerti mengapa hingga saat ini engkau masih mengabaikan perihal kasih yang ku suguhkan tulus, karena aku tak dapat membuatmu bangga dengan ketidak sempurnaanku, namun jangan sekali terlintas dalam benakmu unutk membenciku karena aku mencintaimu, karena sesungguhnya wanita biasa seperti aku yang engkau butuhkan kelak jika sang pemilik nyawa menakdirkan kesempurnaanmu tenggelam bersama keangkuhanmu, karena engkau akan menjadi sederhana pula seperti aku, :)

semua akan terus berubah selagi nafas-nafas kehidupan masih menyapu debu-debu perjalanan panjang :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar