Tabir yang kelam mengecup mimpi
desah yang sadis tersenyum manis
kelak canda deritaku kan mengalun lirih
simfoni perih kan ku petik lewat dawai mimpi
bersama anak manusia yang ghaib
aku kan menari
dengan kaki telanjang dan rasakan tajam nya kaki-kaki hujan yang runcing
akan bergemuruh rinduku
mengalahkan amuk ombak ketika pasang
takan pernah surut meski habis senja
dan kan ku bawa terbang asa ku
dengan selusin sayap malaikat
menembus kabut kalbu yang hitam
pekat melekat . .
Tiada syair nyanyian roh kebhagiaan
hanya hilir lirih mengecup bibir yang mulai basah
terdekap sayap berduri jiwamu menyentuh dasar ruang dimensiku
memetik setangkai harapan
kemudian melepaskan tanpa iba
hanya berkhias mimpi tersurat
lewat mlam aku mencoba
hapuskan senja ketika terasa menyayat
di antara kelopak hati yg berduri bayangmu
dan di antara jiwa yang mengikat senyum mu.
desah yang sadis tersenyum manis
kelak canda deritaku kan mengalun lirih
simfoni perih kan ku petik lewat dawai mimpi
bersama anak manusia yang ghaib
aku kan menari
dengan kaki telanjang dan rasakan tajam nya kaki-kaki hujan yang runcing
akan bergemuruh rinduku
mengalahkan amuk ombak ketika pasang
takan pernah surut meski habis senja
dan kan ku bawa terbang asa ku
dengan selusin sayap malaikat
menembus kabut kalbu yang hitam
pekat melekat . .
Tiada syair nyanyian roh kebhagiaan
hanya hilir lirih mengecup bibir yang mulai basah
terdekap sayap berduri jiwamu menyentuh dasar ruang dimensiku
memetik setangkai harapan
kemudian melepaskan tanpa iba
hanya berkhias mimpi tersurat
lewat mlam aku mencoba
hapuskan senja ketika terasa menyayat
di antara kelopak hati yg berduri bayangmu
dan di antara jiwa yang mengikat senyum mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar