Selasa, 06 Maret 2012

Tangisan Hati sang ETHIOPIA

Aku kini menjadi negara yang kosong kering
menjadi seorang ibu yang tertinggal anak-anak air yang riuh
dan menjadi tanah yang angkuh ketika menyapa sang hujan
dan kini enggan datang menghampiri lagi

aku kini hanya tanggal sendiri
ribuan bahkan jutaan ladangku yang hijau menjadi padang pasir yang tak guna
air mata pun surut layak sungai yang kering tak bergenang air
setiap langkah bagai menatap fatamorgana yang berkedip merayu
membawa kami dalam kematian menggenaskan
setiap jejak bagai terbakar matahari yang membara

sodara ku disana
ibakah kau melihat kami yang tertinggal disini ?
mencoba bersahabat dengan perut-perut kami ketika kami berbaris panjang untk mendapatkan sesuap nasi ketika ada yang peduli . .
dan menahan krisis pangan di kota kami yang tak kunjung berakhir . .
sodaraku . .
lihat kami . .
satu persatu hingga jutaan anggota keluarga kami pergi dan telah rata oleh tanah kering
sodaraku . . .
ibakah kau ketika kami telah berbalut kulit tanpa daging yang menyelimuti tubuh kami
dan suara yang tak nyaring karena kering mengikat pita suara yang dulu bersimfoni merdu

sodaraku . .
pernahkah kau seperti kami ?
yang menangis tanpa air mata menatap kota tempat kami besar menjadi kota mati ?
bertanya setiap malam pada langit hitam bagaimana ini terjadi dan hingga kapan beringsut seperti matahari dan senja yang berpilin
dan kapankah hujan yang 25 tahun silam mengguyur tubuh kami akan datang lagi ?
untuk menafkahio ladang dan anak-anak kami yang setiap detik menanti .
namun malam hanya diam tanpa senyum rembulan

kami beranjak dan bertanya pada burung yang tengah membenahi tempat peristirahatannya
jika esok kau akan merantau jauh melintasi kota ini
maka kami ingin kau sampaikan pada tentangga kami dan sodara kami
bahwa kami telah menikmati bencana yang tengah memanjakan hari-hari kami
dan kota ini telah menelan beberapa anggota keluarga kami
karena kekeringan dan kemiskinan di antara kehidupan kami

wahai sang burung . .
jika kau kembali
beri kami seteguk air dari cangkir sodara-sodaraku yang iba terhadap kami
untuk kami teteskan di ladang kami dan anak-anak kami
agar mereka tak mati seperti ayah dan ibu kami
dan biarkan aku yang mati karena itu

wahai sang burung
jika kau lekas pergi lagi
bawalah sebungkus tanah dari kota ini
dan kau perlihatkan pada mereka
agar mereka menikmati tanah kami yang telah mati kering ini

dan jika kau telah kembali
maka berikanlah kami sedikit pangan dan sandang untuk kami olah menjadi makanan layak untuk anak-anak kami yang telah menahan lapar berhari-hari
berikanlah kepada kami setitik kehangatan kepeduliaan dari sodara-saodara kami untuk kami suguhkan kepada jiwa-jiwa kami yang terasingi

kemudian kami meminta kepada bintang dan kekasihnya
agar beranjak bersembunyi di balik awan
dan kepada sang angin yang menyentuh kulit kami
agar menyatukan gumpalan-gumpalan awan hitam dan menempatkan di atas kota kami
hingga menjadi pori-pori hitam dan meneteskan air kehangatan tuhan
tapi enggan mereka lakukan
seolah tuli tak mendengar kami
dan seolah buta tak dapat menatap ketidakberdayaan kami

sodaraku .
segala upaya telah kami lakukan
tapi apa daya segala cara hanya semakin membuat kami dalam kematian
kini hanya tangan-tangan kehangatan dari anda untuk kami
yang kami butuhkan untuk kota kami dan kehidupan kami
beri sedikit air jika kau iba terhadap kami
dan jika kau seorang sodaraku yang angkuh maka berikan lah kami setetes air liur anda untuk kami telan karena kami sangat haus akan itu
dan jika kau sodaraku yang peduli terhadap kami
maka menangislah untuk kami dan kamii akan menyimpan tangan-tangan kami di bawah pipi-pipi anda wahai sodaraku
dan kami akan mengumpulkan air mata itu untuk menjadi sumber air bagi kami

sungguh kami begitu menikmati yang tuhan beri hingga kami tak pergi dan tetap tinggal disini
meskipun kami telah kehilangan berjuta-juta anak-anak dan orangtua kami
kami tetap tinggal
dan tak beranjak karena kami cinta

wahai sodaraku
datang dan kunjungilah kami ketika waktu panen anda di mulai
dan berilah kami sebungkus kepedulian untuk memperlambat kematian kami
sodaraku
peluklah kami yang dalam keterasingan terkunci dalam ketidakberdayaan ini dengan sayap-sayap malaikat anda wahai sodaraku
dan dengar kan kami
jika kami yang tua ini telah awal meninggalkan kota ini
maka menjadi ibu dan ayah lah untuk anak-anak kami
dan menjadi malaikatlah untuk kota kami
karena kami begitu mengharap uluran tangan anda wahai sodara kami.

sodaraku .
bangunlah dalam tidur panjang mu
tinggalkanlah sejenak kenikmatan yang memanjakan waktumu untuk kami
kemudian mari bermain dengan kami
di atas tubuh sodara-sodara kami yag terbenam tanah yang kering di kota kami
dan berlarilah bersama kami membawa kecemasan dan kemiskinan yang mengikat penat kami
karena kami ingin coba lupakan sejenak kesengsaraan,dan ingin menjadi seperti anda . .
kerana kami adlah anak-anak yang riang di kota kami ETHIOPIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar