Rasa yang kerdil mulai bergema
memuncak bermurka durja
gemuruhnya mengalahkan amuk ombak
keangkuhannya terdiam memandang
aku yang berayun di bwah embun
senja bukan lagi aku
kini aku tinggal abu
terbuang kala terbakar
tersentuh bara api dengan tangan yang bergetar`
aku kini menjadi detak malam
telanjang di mata hitam
melekat sunyi dengan bimbang
aku hanyalah aku
tak ada yang temani sepiku
aku hanya sakitku
menyantuni hidupku
dengan perih
dan telah kau guyurkan darahmu
belati menancap angkuh di dasar hatiku
duri yg tertunduk malu menyelimuti batinku
aku tinggallah sakitku
perih hanya kekasiku
lirih adalah nyanyian terindahku
dan kau hanya rahasiaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar