Aku ingin menjadi dermaga tempat kau berlabuh,bernaung di atas dermaga
tuhan yang renta,dan mengantarkan aku juga rinduku di persimpangan
terakhir,bersandar di antara pilar-pilar kebencian dari hari yang
mati,mengumpulkan benih-benih warna yang terbias untuk ku sebarkan
ketika kaki ini mulai mampu melangkah,dengan tangan yang terluka coba
ku paksakan setiap butir untuk ku berikan bagi para musafir cinta dan
sang pemuja hujan,di atas pilar kebencian hanya mampu ku busungkan dada
dengan belati yang masih menancap di antara sela-sela sayap yang
tersembunyi,dengan semangkuk burir-butir warna di genggaman tangan yang
memangku beban akibat sendiwara hati pada jiwa-jiwa yang terpilih oleh
tuhan yang agung.
Di antara sejuta sayap malaikat aku terikat bersandar,
mengunci
satu kerguan tentang aku yang berada di antara waktu mu kekasihku,dan
kau memburu ku dengan sejuta pertanyaan mu tentang rasa yang semakin
tumbuh dalam hati yang gersang,dan tentang arti cinta yang ku agungkan
di depanmu,dan semakin rela ku buktikan karena keagungan
kedudukannya,dan aku akan mengulangnya untuk mampu kau tafsirkan setiap
makan yang tersirat dan dengarkan kekasihku tentang cinta yang bersuara
di hatiku,simak dalam ketenangan jiwamu kekasihku,karena takan pernah
ku ulang ucapanku.
“aku mencintaimu layaknya seorang ibu menyayangi anak
semata
wayangnya,dan aku adalah sebagian rohmu yang akan mengikuti jejak
liarmu,aku akan menjadi mata-mata jiwa yang mendamba senyummu,dan akan
berbahagia hati ku mentap keadaanmu dalam kebahagiaan abadi,seperti roh
yang menari melayang-layang di atas air ketika bumi di ciptakan,dan
puluhan anak peri gaib menari-nari dengan kaki telanjang di ladang
tuhan dengan bebasnya tanpa sehelai kerutan mengotori wajah-wajah
riangnya,kemudian akan ku nyanyikan setiap lagu kebahagiaan di simfoni
malamku,akan abadi rasaku menyentuh sanubari terdalamku,mengukir ribuan
syair cinta ketika hujan turun,di binar-binar mata sang penuja hujan
mulai ku temukan bias-bias warna dari lengkungan pelangi yang
menggambarkan perasaanku,dan aku terguyur beribu inspirasi dalam
dimensiku karenamu kekasihku,karena kau inspirasi terindah dalam
nafasku,akan ku jadikan jubah terindah dari kiasan kata-kata indah
ku,dan memahkotaimu dengan syair-syair nyanyian hatiku.”
Sekarang telah mampu ku jabarkan tentang makna cinta
yang
berayun manja di ranting-ranting hati yang gundah,bersiul nakal
risaukan ketenangan jiwa,namun cairkan hati-hati yang beku dalam
kedamaian,dan telah mampu ku kalahkan juga hentakan angin timur yang
murka,yang jatuhkan salju-salju hitam di atas ubun-ubunku,juga mampu
melewati jalan yang di liputi duri-duri,berjalan menanjak mendaki
gunung-gunung tinggi sendirian kemudian turun menuju kedalaman lembah
yang bermuara di bendungan lengkungan terasingnya,semua mampu ku lewati
meskipun derita kepedihan perjalananya masih menjalar di seluruh
tubuhku,namun tetap lihatlah aku kekasihku dimana raga dan jiwaku masih
menengadah di bawahmu,menjadi ekor yang menempel di belakangmu
membuntutimu layaknya seorang anak bergayut di pangkuan
ibunya,melupakan mimpi-mimpi sendiri yang lama mengikat nadi-nadi,dan
masih menatap ketampanan dalam dirimu.
Kubutakan diriku,mencoba menikmati setiap godaan
setan
yang merasuki pangkal dasar akal sehatku,berputar-putar melayang di
atas dimensiku,membiusku dengan kekuatan pesona yang tersembunyi di
dalam tubuhmu.
Kekasihku lihat aku sejenak,rasakn setiap nafasku
yang
membelai bibir jiwa mu pahami setiap lekuk tubuhku,dan artikan setiap
ratap mataku,mungkin aku pahami setiap rahasia yang tersembunyi di
jiwamu,dan setiap resah yang membohongi hatimu.
Sang jiwa,tunggu aku sebentar,mengerti dan pahami
setiap
langkah ku yang mulai melambat,karena aku lelah berada di lorong-lorong
yang terjal di setiap perjalananku,yang membuat jiwa ku remuk dan
hatiku tumpul,terikat pekat pesonamu dan hanya denganmu kemana roh ku
pergi.
Kekasihku,temui aku di kedalaman jiwaku,
tempat di
mana kematian memeluk kehidupan,dan aku takan beranjak dari
sini,sebelum engkau mengatakan dengan terus terang bahwa jiwaku tujuan
jiwamu.
Bisikan pada malam bahwa kau mampu jabarkan
setiap
makna tentang cinta yang berbudak pada nafsu ketika ribuan setan
meracik ramuan sambil berputar-putar menyanyikan persembahan kepada
sang iblis,dan tentang aku yang berguling karena berseteru dengan waktu
hanya ingin selalu menatapmu,menjadi bagian dari jiwamu,menjaga bagian
di setiap rohmu yang terlelap,katakan kekasihku,dan aku akan simak
dengan kesadaranku.
“dengarkan aku jiwa yang memikat,kemarin
aku
telah berenang di kedalam langit dan membumbung di angkasa,melihat
dawai-dawai tuhan yang agung dengan pesonanya, tlah mempu ku telan air
liur yang mendesak di tenggorokanku akibat nafsu yang membakar
gairahku,dan sampai saat ini aku masih menikmati setiap rangsangan
birahi yang masih menggolak di ubun-ubunku bagai memberi kedudukan
tertinggi di istana nirwana terindah,membiarkan aku memilih sesuka hati
dawai-dawai tuhan yang aku mau,hingga mampu ku puaskan hasrat yang
murka di dalam jiwaku,dan aku seperti pengembara menelusuri setiap
hening-hening samudara terdalam.kesadaranku mengigau kelamaan,dan aku
mengetahui yang terjadi di batas kesadaranku,bahwa aku berada dalam
rating-ranting mimpi yang membius kesadaranku di bawah pengaruh
persembahan setan kepada malam,dan dengarkan wahai jiwa yang
mengikat,bahwa aku adalah tumbal yang di ambil setan dari dermaga
kematian ketika masih sedang mesra mencumbu sang senja di atas
perapihan kamar tidurku,untuk ia persembahkan kepada iblis yang
menguasai semua rasa cemas dan penderitaan abadi,maka bukan dari jiwa
ku yang sesungguhnya inginkan takdirmu menyembah jiwaku,hari ini aku
menjumpai jiwa yang menjadi pemikat hatiku di atas pilar-pilar
kerinduan yang siap merenggangkan kedua belah tangannya untuk
mencumbuku,dan aku masih terbuai ciuman nafasnya di wajah-wajah ku”
Dia telah menjabarkan alkitab-alkitab dari hatinya
dan mampu ku terima dalam pengertianku.
“kekasihku hari ini telah kau jelaskan lewat bibir ranum mu
setiap
keraguan yang mengikat akal sehatku dari kelamaan waktuku,kini ku
rasakan jelas lorong yang menyempit di hatimu,dan ku rasakan jelas
pesonamu yang mengambil panca indraku,mematahkan belenggu di kakiku,dan
telah ku terima dalam pandanganku,ketika kau membanting cangkir yang
berisi racun yang telah ku minum dan ku rasa manis di bibirku,masuk
hingga tenggorokanku,dan mendesak bekukan hatiku,apa yang kau lakukan
kekasihku ?? aku meminta kemerdekaanku,yang sempat berjaya tenangkan
jiwaku,kekasihku mampu kah kau abadikan setiap kenangan yang ku beri
untuk kau pajang di sudut-sudut hatimu ? mampu kah kau mengingat ketika
masa tua mu nanti saat aku mulai merentangkan sayap-sayap ku untuk
kesekian kalinya,dan ketika tangan yang kaku menempel di bahumu
kemudian membisikan segala kegundahan yang bersemayam di antara
hatiku,mampu kah kau kenang kekasihku segalalu sesuatunya ?? ketika aku
berjalan mengikutimu menjadi seperti ekor mu yang menjelma menjadi roh
bintang melata hanya untuk menjagamu dari kedekatan,kekasihku mampukah
kau kembalikan setiap butiran cinta yang terkotori kemudian kau
rapihkan kembali hingga menjadi sekokoh hati yang murni ? “
Dan telah ku jabarkan pula setiap pertanyaan dari hati
yang terdiam senyap di antara suara hati ketika berjalan di dalam kerapuhan.
“ wahai jiwa yang memikat,kekuatan aku mencintainya
bagaikan
pasir menompang bendungan samudra di atasnya,dank ku dapatkan setiap
keindahan di dalamnya,dan cintanya mampu mengalahkan kegelapan yang
saat ini mengunci rohku disini,dan cintaku menompang harapanku.”
Masih di bawah malam kami berseteru
membela
setiap hati yang tersakiti,dan aku menyadari tentang engkau
kekasihku,tak pernah ada tentang hadirmu selama ini dengan nyata di
depanku.hanya setan-setan liar mencuri pesonamu hingga mampu membutakan
mata telanjangku,sang jiwa dengarkan aku begitupun kekasihku,baiknya
aku pergi,mencari jiwa yang iba ketika meratap menatapku,dan berharap
kearifan menemukanku di balik sayap-sayap yang pilu mendekap
jiwaku,memekakan roh yang terasingi,sang jiwa kembalikan aku dalam
keadaan sebelum waktu yang menguras air mataku,berikan aku satu jawaban
atas perjalananku,karena manusia tidak mengetahui kapan sesuatu yang
murni berubah menjadi sesuatu yang kotor atau sebaliknya.
Dan aku berkata, “ kesengsaraan adalah aku,
yang
berayun di wajah-wajah samudra,rasakan setiap sentuhan butiran mata air
dari langit,dan masih menyaksikan roh-roh yang menari melayang di atas
air ketika bumi di ciptakan,dan merasakan setiap kehangatan dari
golakan api matahari yang suci,dari kesengsaraan ku,ku rasakan gejolak
rindu yang mengurung angan-angan liar di balik penjara jiwa.”
Sekarang aku telah jauh dari engkau kekasihku
maafkan
aku,karena aku telah meninggalkanmu di kenangan masa laluku,namun kau
tetap setengah bagian termanis dariku yang ku hilangkan ketika kita
meninggalkan tangan tuhan pada kesempurnaan yang sama,dan merampas
jiwamu melepaskannya dari ranting-ranting yang terikat oleh setan-setan
pemuja,maafkan aku kekasihku atas segala ketidak setianku,karena dengan
mu adalah kesengsaraanku,dan tuhan tau keksihku adalah kerapuhan ku
didalam hati yang mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar